Minggu, Maret 25, 2012

Fanfiction (SHINee) : Four Seasons # Part2


< Part 1 Part 3 > Part 4(end) >

Title : Four Seasons 
Author : LuvDubu
Genre : Romance
Lenght : 2 of 4
Cast :
> Choi Sang Ah
> Cha Shun Hwa

> Shin Hyo Bin
> All Member SHINee


Let’s read >>>>>


 “Minho, Hyo Bin, sedang apa kalian pagi-pagi begini?”. Aku pun menghampiri sahabatku yang sedari tadi diam. Aku bersahabat dengan mereka dari kecil. Kebetulan rumah kami berdekatan. Rumah Minho ada disebelah rumahku. Rumah Hyo Bin ada disebelah rumah Minho.
“Mereka datang dari jam setengah 5 pagi karena khawatir padamu” kata eomma meninggalkan kami bertiga di depan rumah.
“Benarkah? Kalian memang sahabat yang baik”. Minho langsung memelukku dengan erat.
“Aku khawatir padamu, Sang Ah. Sampai2 aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu” bisik Minho ditelingaku.

Pelukan Minho selalu terasa hangat. Ini sudah kesekian kalinya Minho memelukku seperti ini. Memang ini adalah kebiasaannya, setiap kali dia khawatir padaku, pasti dia langsung memelukku. Minho... Minho...
“Mianhaeyo, sudah membuatmu khawatir. Aku baik2 aja kok”. Minho pun melepaskan pelukannya dan mencubit pipiku. Ini juga kebiasaannya lagi, habis meluk pasti langsung mencubit pipiku. Huuh...!
Hyo Bin hanya tertawa melihat Minho mencubitku. Aku pun ikut tertawa bersama mereka. Mereka memang sahabat yang baik.
“Sang Ah, bajumu bagus bgt! Eh, kemarin bukannya kamu pakai baju yang warna ungu kembang2. Kok sekarang bajumu warnanya biru muda?” tanya Hyo Bin bingung.
“Tadi pagi Onew memberikan baju ini padaku. Baju ganti lah sebutannya”. Aku lihat wajah Minho jadi cemberut setelah mendengar perkataanku barusan.
“Sang Ah....!” kata Jonghyun berlari ke arahku. Dia adalah oppaku. Dia langsung memelukku sebentar.
“Ku dengar tadi malam kamu gak pulang ya? Waeyo?” kata Jonghyun menatapku serius sambil memegang kedua bahuku. Aku pun menceritakan apa yang terjadi denganku semalam. Jonghyun hanya menganggukkan kepalanya sambil mengusap lembut rambutku.


Malam harinya...

Uh, uh, uh, my love is pain, Uh, uh, uh, Everybody know it hurts
SHINee – Love Pain. Lagu ini kuputar berkali-kali sambil menatap foto yang kupegang. Foto Key yang sedang merangkul pundakku di taman belakang sekolah. Entah berapa banyak air mata yang menetes saat ku mengingat kejadian itu. Tanpa sadar, aku langsung meremas foto itu sampai berbentuk bola kecil dan melempar foto itu ke sudut ruangan. Aku pun langsung tertidur.


Keesokan harinya...

“Sang Ah, sedang apa sih kamu di kamar. Minho dan Hyo Bin udah dateng nih. Cepat sedikit!” kata eommaku sambil mengetuk pintu kamarku berkali2.
“Ne, eomma! Aku akan segera keluar”. Setelah merapikan seragam sekolahku. Aku langsung menghampiri kedua sahabatku yang lagi menungguku di ruang tamu.
“Mianhaeyo... Aku lama ya? A-Yo, kita berangkat!” kataku dengan semangat.
“Ne, A-Yo kita berangkat...” kata Minho sambil merangkul pundakku dan pundak Hyo Bin. Kulihat wajahnya Hyo Bin tersipu malu. Selalu begitu...
Kami bertiga berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda. Jarak dari rumah ke sekolah kira2 dua kilometer.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya kami sampai di SMA SHINee. Setelah memarkirkan sepeda, aku dan Hyo Bin berjalan ke kelas XII-B, sedangkan Minho berjalan ke kelas XII-D.

Akhirnya bel pulang berbunyi juga. Ku lihat Minho yang sudah berdiri di depan pintu kelasku. Aku dan Hyo Bin langsung menghampiri Minho.

“Sang Ah, Minho, kalian tunggu aku ya di taman belakang. Aku ada rapat ekskul dulu nih!”
“Mwoo?? Sejak kapan kau ikut ekskul?” tanyaku heran.
“Sejak kemaren. Aku ikut ekskul musik. Aku kebagian jadi pemain gitar lho! Jadi gitaris lah! Yah, walaupun belum begitu mahir”
“Ya sudah. Aku sama Minho tungguin kamu di taman belakang”
Aku dan Minho langsung pergi ke taman belakang dan duduk di bawah pohon. Cerah banget hari ini! Aku baru sadar daritadi Minho menatap ke arahku.
“Ada apa, Minho? Sepertinya daritadi kamu menatapku, waeyo?”
“Ani... Aku hanya heran, kenapa kamu gak telpon2an sama Key? Biasanya setelah pulang sekolah, kau langsung menelponnya”
Deg! Dadaku langsung terasa sesak mendengar kata Key. Aku berusaha tersenyum dan menatap Minho.
“Aku sudah putus dengan Key...” kataku bergetar. Rasanya aku ingin menangis lagi padahal sudah semalaman aku menangis. Minho langsung terkejut dengan perkataanku barusan.
“Mwoo?? Kau putus dengan Key? Kapan? Kok bisa?” kata Minho sambil memegang kedua bahuku.
“Kemarin. Dia sudah punya yeojachingu yang baru. Jadi aku putus dengannya. Lagipula dia yang memutuskanku. Mau gimana lagi?” kataku sambil menahan air mataku. Tapi aku tak mampu membendung air mata ini, akhirnya air mataku menetes. Minho yang melihatku seperti ini langsung memelukku dengan erat.
“Menangislah, Sang Ah! Menangislah sampai kau puas... Keluarkan semua air matamu agar kau tidak merasa sedih lagi. Aku akan selalu disini untukmu...” bisik Minho di telingaku.
Entah kenapa kata-kata Minho selalu membuatku tenang. Akhirnya aku langsung menangis sejadi-jadinya. Mengeluarkan semua emosiku.. Mungkin sudah dua puluh menit aku menangis di pelukan Minho. Perasaan ku sudah sedikit lebih baik daripada tadi. Minho melepas pelukannya dan... mencubit pipiku. Huuh... dasar!

Ring ding dong... Ring ding dong...

Handphone Minho berbunyi yang menandakan ada panggilan masuk. Ternyata itu telepon dari Hyo Bin. Minho langsung memencet tombol jawab.
“Yoboseyo...”
“Minho-yah, habis rapat ekskul nanti, aku langsung latihan bersama anggota ekskul musik. Mungkin selesainya lama, jadi kau dan Sang Ah pulang duluan aja. Aku gak mau kalian menunggu terlalu lama... Bye!”. Hyo Bin langsung memutuskan teleponnya.
Aku merasa ada seseorang yang menatapku dan Minho sedari tadi. Ketika orang itu sadar kalau aku juga melihatnya, orang itu langsung pergi. Siapa dia?
“Sang Ah, kau sedang liat apa?” kata Minho sambil melihat kearah yang aku lihat.
“Aniyo... Aku merasa tadi ada orang di ujung sana yang ngeliatin kita. Oh ya, tadi Hyo Bin bilang apa?”
“Hyo Bin tadi bilang kalau dia ada latihan dengan anggota ekskul musik. Jadinya, kita disuruh pulang duluan! Yaudah, kita pulang yuk? Kau sudah lebih baik kan setelah menangis tadi?”
“Ne, aku sudah merasa lebih baik” kataku sambil tersenyum.
“Jangan lupa ya nanti kau cuci baju seragamku ini. Soalnya ada banyak air mata dan mungkin ingusmu yang menempel di seragamku” kata Minho sambil mengedipkan mata kirinya.
“Ne...ne... aku akan mencuci seragammu itu sebagai tanda balas budi” kataku sambil cemberut. Melihatku cemberut, Minho langsung tertawa. Akhirnya aku pun ikut tertawa.

Sampai juga dirumah, aku langsung tidur2an dikamarku sambil mendengarkan lagu SHINee – One For Me. Aku masih memikirkan orang tadi. Orang yang ngeliatin aku sama Minho. Orang itu tidak mungkin hanya lewat. Soalnya orang itu sudah ada disana saat aku sampai di taman belakang sekolah. Aku tidak tahu, dia itu namja atau yeoja. Tapi sepertinya dia seorang namja. Tapi... huft... bingung!


Seminggu sudah berlalu sejak kejadian itu. Hyo Bin sudah tau kalau aku putus dengan Key. Minho yang menceritakannya. Aku pun ikut menceritakan kejadian yang sebenar-benarnya. Mereka berdua langsung emosi karena Minho juga belum aku beritahu secara rinci. Tapi aku bilang aja kalau aku sudah mulai  melupakan Key. Akhirnya marah mereka berdua reda.

Sekarang aku lagi di toko musik. Sendirian! Soalnya Minho lagi ngajarin Hyo Bin main gitar di rumahnya. Aku lagi sibuk mencari gitar yang bagus untuk Hyo Bin.
Yupz, tiga hari lagi Hyo Bin ulang tahun. Aku akan menghadiahi dia sebuah gitar karena dia belum punya gitar. Setiap latihan musik, dia pasti selalu minjam gitar punya sekolah.

“Kamu lagi nyari apa? Bisa aku bantu?” kata seorang namja yang sedang berdiri dibelakangku. Sepertinya aku kenal suara ini. Aku menoleh kebelakang dan melihat namja murah senyum.
“Onew ssi...! Annyeong... Aku lagi nyari gitar buat sahabatku. Dia seorang yeoja. Aku bingung gitar yang pas buat dia yang mana ya?” kataku sambil melihat-lihat gitar yang terpajang di sisi kanan toko.
“Mungkin yang ini bagus untuknya. Kualitasnya bagus dan ini tidak terlalu berat. Cocok dipakai untuk seorang yeoja” kata Onew memperlihatkan gitar yang ada di sampingnya.
“Waah... kamu benar. Gitar ini tidak terlalu berat. Designnya bagus lagi. Ya udah yang ini aja. Ahjussi... Ahjussi....” kataku memanggil pemilik toko.
“Ne... ada apa?” kata ahjussi itu menghampiriku.
“Bolehkah ahjussi simpan dulu gitar ini. Dua hari lagi, aku akan membeli gitar ini. Boleh ya?” kataku sambil memohon.
“Ne... tapi kamu jangan bohong ya!”
“Aniyo, ahjussi. Aku akan menepati janjiku”

Setelah keluar dari toko musik, Onew mengajakku jalan2 ke pusat kota. Selama perjalanan, aku dan Onew saling bercerita satu sama lain.

Onew menceritakan tentang kehidupannya yang menurutkan cukup mengharukan. Onew tinggal di rumah yang besar itu dengan seorang dongsaeng. Dia seorang namja. Namanya Lee Taemin. Taemin adalah orang yang sangat Onew sayangi. Tapi sejak satu tahun yang lalu, Taemin divonis menderita penyakit kanker darah.
Ajumma yang bertemu denganku waktu itu sudah Onew anggap seperti eommanya karena orangtuanya Onew jarang pulang. Ternyata Onew seorang mahasiswa tingkat III jurusan Broadcasting. Tentang percintaan, Onew baru saja putus dengan yeojachingunya dua bulan yang lalu.
Entah kenapa aku merasa lain saat ada disamping Onew. Sosok yang begitu tegar dalam menjalani hidup. Ya ampun, apa aku mulai menyukai Onew? Padahal aku baru putus dengan Key. Aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku. Melihat sikapku, Onew menjadi heran.
“Sang Ah, gwaencanayo?” kata Onew sambil memegang pipiku.
“Ne, gwaen...” kataku sambil menyembunyikan mukaku yang mulai memerah.
Onew langsung menggandeng tanganku menuju sebuah rumah makan. Aku hanya diam mengikutinya dari belakang. Kami duduk di kursi yang disediakan. Onew memanggil pelayan dan memesan dua jajangmyeon. Sepertinya Onew sudah sering kesini karena pemilik toko saja menyapanya saat kami berdua sampai di rumah makan ini.
“Onew ssi, kamu sudah sering makan disini ya? Soalnya pegawai2 di rumah makan ini menyapamu semua” kataku sambil menyantap jajangmyeon yang sangat menggugah selera. Jajangmyeon itu menu berupa mie saus kacang kedelai hitam yang begitu digemari di Korea.
“Ne, kalau aku lagi malas makan di rumah, aku akan makan di tempat ini. Soalnya aku gak suka makan sendirian” katanya sambil tersenyum. “Oh ya, kamu belum menceritakan tentang kehidupanmu”
“Mwoo?? Aku lupa... karena aku waktu itu sudah cerita sedikit tentang kehidupanku, aku cerita tentang sahabat2ku aja ya”. Kulihat Onew menganggukan kepalanya.
“Aku punya dua orang sahabat yang baik. Namanya Choi Minho dan Shin Hyo Bin. Mereka sahabatku dari kecil. Kebetulan rumah kami berdekatan, jadinya kami sudah seperti saudara. Tentang percintaan, aku sama denganmu. Aku baru putus seminggu yang lalu” kataku yang membuat Onew terdiam.
“Sudahlah gak usah dipikirkan. Aku sudah mengikhlaskannya dengan yeojachingu yang lain. Lagian dia terlalu...”. Aigo, air mataku menetes lagi. Melihat hal ini, Onew langsung mengelap air mataku dengan saputangannya.
“Jangan menangis ya, Sang Ah! Banyak hal yang menarik yang dapat kita rasakan daripada harus menangisi hal seperti itu” kata Onew sambil tersenyum. Senyumnya kali ini membuat rasa sedihku berkurang. Onew memang hebat. Dia memang namja yang tegar. Padahal dia sendiri juga baru diputuskan yeojachingunya.
Hari sudah semakin sore. Langit pun sudah mengeluarkan cahayanya yang warna merah kekuningan. Onew mengantarkan aku sampai di depan rumah. Kulihat Minho masih mengajarkan Hyo Bin main gitar. Kulambaikan tanganku saat Onew beranjak pergi meninggalkan rumahku.


Keesokkan harinya.....

Saat bel pulang sekolah berbunyi, aku pergi ke perpustakaan karena ada buku yang ingin aku pinjam. Ku cari buku itu dari rak ke rak.
“Mana sih bukunya?” kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Ada seorang namja yang menghampiriku.
“Kamu lagi nyari buku apa? Kayaknya daritadi bukunya nggak ketemu2 ya” kata namja itu tersenyum padaku. Namja murah senyum nomor dua, pastinya setelah Onew.
“Mmm... Aku lagi nyari buku ‘Shining With SHINee’. Daritadi nggak ketemu nih. Apa ada yang pinjem duluan ya?”
“Ouwh, buku itu. Kemarin ada yang pinjem, kayaknya dia balikinnya seminggu lagi deh”
“Mwoo?? Padahal aku baru baca setengah...”. Belum selesai perkataanku, tiba2 namja itu berdiri sempoyongan dan pingsan di depanku. Aigo, waeyo namja ini? Perpustakaan sepi banget lagi. Aku langsung menelpon Minho untuk menolongku. Tak berapa lama kemudian, Minho datang menghampiriku sambil berlari. Dia kaget melihat namja yang pingsan disampingku.
“Waeyo, Sang Ah? Siapa namja ini?” kata Minho bingung.
“Sudah, nanti aja aku jelaskan. Sekarang tolong bawa dia ke ruang kesehatan...”


Di ruang kesehatan.....

Aku dan Minho melihat namja itu sedang terbaring lemas di kasur. Guru kesehatan sedang menelpon keluarga namja itu. Aku pun menceritakan kejadian yang terjadi di perpustakaan tadi. Minho hanya menganggukan kepalanya.
“Kamu memang yeoja yang baik” kata Minho sambil mengusap kepalaku. Aku hanya tersenyum padanya. Kulihat Onew berlari kearah kami. Sedang apa Onew disini?
Tanpa menoleh kearahku, Onew langsung menghampiri namja yang terbaring di kasur itu. Onew memegang tangan namja itu dengan wajah yang cemas. Jangan2 namja itu dongsaengnya Onew? Taemin-ah??

TBC
> > > > >

cr: Hanifidiani's Facebook notes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar