Minggu, Maret 25, 2012

Fanfiction (SHINee) : Four Seasons # Part1


Part 2 > Part 3> Part 4(end) >

Title : Four Seasons 
Author : LuvDubu
Genre : Romance
Lenght : 1 of 4
Cast :
> Choi Sang Ah
> Cha Shun Hwa

> Shin Hyo Bin
> All Member SHINee


Let’s read >>>>>


Musim semi (bom), di taman kota...

“Sang Ah, aku rasa hubungan kita sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Aku ingin putus denganmu”. Key mengatakan hal itu dengan santainya sambil memalingkan wajahnya.
“Mwo...? Oppa pasti lagi bercanda, kan?” kataku dengan nada yang sedikit bergetar. Kulihat Key menatapku dengan serius.
“Kau kira aku bercanda, hah?? Aku serius tau”. Nada suara Key yang meninggi membuat ku kaget.
“Waeyo, oppa? Padahal selama ini hubungan kita kan baik-baik aja. Kita nggak pernah bertengkar. Waeyo, oppa?”. Air mataku mulai menetes.
“Aku bosan padamu! Kamu terlalu baik untukku. Kamu begitu polos. Saat aku berbuat salah pun, kau selalu langsung memaafkanku. Hubungan kita terlalu datar. Kau tidak pernah sedikitpun marah kepadaku!”
“Itu karena aku sayang padamu, oppa!”
“Sudahlah, Sang Ah! Pokoknya sekarang aku ingin putus denganmu. Nanti juga kamu akan tau sendiri alasan kenapa aku memutuskanmu” kata Key sambil melihat jam tangannya.
“Tapi...”
“Oppa...!!!” kata seorang yeoja berlari mendekati Key. Yeoja itu langsung menggenggam tangan Key dan mencium pipi kanan Key.
“Oppa... Mianhaeyo, aku terlambat. Tadi aku ke toko baju dulu untuk membeli baju yang aku pakai ini. Bagus tidak??” kata yeoja itu sambil memutarkan badannya.
“Neomu yeppeo, jagiya...!!” kata Key mencium pipi kiri yeoja itu. “Cocok sekali baju itu denganmu”. Key langsung merangkul bahu yeoja itu.
“Oppa, apa yang oppa lakukan dihadapanku?? Siapa yeoja ini??” kataku dengan nada suara yang meninggi. Yeoja itu tersenyum sinis sambil memandangiku dari bawah ke atas.
“Oppa... Jadi ini yeojachingumu? Pantas saja kau merasa bosan, penampilannya nggak menarik. Stylenya ketinggalan jaman banget. Walaupun dia punya wajah yang imut tapi dia begitu polos. So flat!!” kata yeoja itu merangkul pinggang Key dan menyandarkan kepalanya ke bahu Key. Key hanya tersenyum mendengar perkataan yeoja itu.
“Sang Ah, inilah alasan kenapa aku memutuskanmu. Aku sudah punya yeojachingu yang baru. Namanya Cha Shun Hwa. Mianhaeyo, sebenarnya kami sudah berpacaran sebulan yang lalu. Jadi, aku mohon kau mengerti dengan keputusanku ini. Bye, Sang Ah!” kata Key langsung pergi bersama yeoja itu dan meninggalkan aku yang masih terdiam mematung.

Aku tidak percaya ini akan terjadi. Padahal hari ini adalah ulang tahun jadianku dengan Key yang pertama. Yupz, sudah setahun aku berpacaran dengan Key. Key selalu baik padaku, selalu menjagaku dan selalu perhatian padaku.
Memang aku merasa akhir2 ini, Key sedikit menghindar dariku. Key jarang menelponku atau membalas smz dariku. Apalagi ada gosip tentang Key yang tidak menyenangkan. Tapi aku gak nyangka kalau hal yang aneh akhir2 ini disebabkan karena dia sudah punya yeojachingu yang lain. Kenapa kau tega melakukan hal seperti ini padaku, oppa? Oppa, aku masih sayang padamu.

Aku langsung terduduk lemas di bangku taman. Kulihat banyak pasangan yang sedang menikmati indahnya awal musim semi. Canda tawa mereka membuatku menangis. Perih rasanya hati ini. Padahal tadi pagi aku sangat senang karena akhirnya Key menelponku karena sudah seminggu dia tidak menghubungiku. Kukira Key ingin memberikanku kejutan.


~Flashback~

Cause you are my sun, the moon...

Handphoneku berdering menandakan kalau ada panggilan masuk. Ku langsung terbangun mencari-cari handphoneku dan melihat jam dinding di kamarku. Jam 3 pagi?? Siapa yang iseng menelponku pagi-pagi begini? Kulihat handphone ku sambil mengucek-ngucek mataku.
“Mwooo?? Key oppa?”. Akhirnya dia menelponku. Aku langsung menekan tombol jawab. “Yoboseyo...”
“Jagiya,, Mianhaeyo, aku menelponmu sepagi ini...”
“Ne, Gwaencana, oppa... Ada apa?”
“Aku ingin bertemu denganmu. Jam 2 di taman kota. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu”
“Ne, oppa! Aku akan datang!”. Key langsung mematikan sambungan teleponnya.
Ada apa ya? Aigo, hari ini kan ulangtahun jadian ku yang pertama dengan Key oppa. Oppa mau ngomong apa ya? Ya udah deh... mending aku tidur lagi aja...

~Flashback end~


Ternyata Key malah memutuskan hubungan denganku disaat seperti ini. Ku merasa tidak bersemangat dan hilang harapan. Sepertinya sudah hampir malam. Kulihat jam tanganku menunjukkan arah diantara angka lima dan enam.
“Sudah jam setengah enam, lebih baik aku pulang saja. Aku takut eomma dan appa khawatir padaku”.

Ku langkahkan kakiku menyusuri jalan setapak di tengah rimbunnya pepohonan. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku alami barusan.. Akhirnya aku sampai di ujung taman kota. Ku berjalan menyebrangi jalan. Terdengar suara klakson mobil yang berbunyi kencang sekali. Tiba-tiba pikiranku kosong dan tubuhku terasa lemas.

Dengan setengah kesadaran, aku menoleh kearah kanan. Aku melihat cahaya lampu mobil yang begitu menyilaukan mataku. Mobil itu melaju cepat di sebelah kananku. Aku ingin menghindar tapi aku langsung hilang kesadaran dan terjatuh di tengah jalan. Akankah mobil itu menabrakku? Kenapa hari ini begitu menyedihkan untukku??


 “Uh... kepalaku sakit! Waeyo?”
Aku mengingat kembali apa yang terjadi denganku. Bukankah tadi aku ada di taman kota? Kenapa aku bisa berada ditempat ini. Apa aku sudah mati? Kepalaku semakin sakit saat aku mengingat apa yang barusan aku alami.
Mataku memandang tempat dimana aku berada sekarang. Ternyata aku belum mati.

Sekarang aku berada di ruangan kamar tidur. Kamar tidur yang besar, menurutku. Mungkin ukurannya 7x6 meter. Kamar tidur ini bergaya klasik. Paduan warna gold, merah, coklat tua dan krem membuat kamar ini terkesan seperti suasana kerajaan. Seperti kamar putri kerajaan.
“Wow... O... Wow... !!”. Hanya kata itu yang terucap olehku. Saat mataku masih meneropong seisi kamar, aku merasa ada seseorang yang masuk ke kamar ini. Dia berjalan mendekatiku dengan membawa segelas air putih.
“Annyeonghaseo... Akhirnya kamu sadar juga. Aku khawatir kamu kenapa2 soalnya sudah semalaman, kamu gak sadar2...” kata namja itu sambil tersenyum. Senyuman yang lembut dan manis.
“A... Annyeonghaseo... Kenapa aku ada disini? Memang aku kenapa?” kataku bingung sekaligus salah tingkah karena namja itu terus memandangku dengan senyumannya.
“Kemarin sore di taman kota, kamu terjatuh pingsan di tengah jalan saat aku sedang mengendaraiku mobilku. Aku bingung harus melakukan apa. Aku nggak tau harus bawa kamu kemana. Jadinya aku bawa kamu ke rumahku aja” kata namja itu sambil menyerahkan gelas yang berisi air putih kepadaku. Lagi2 dengan senyumnya yang manis. Bisa-bisa aku pingsan lagi gara2 melihat senyumnya yang manis itu. Aku pun langsung meneguk air putihnya sampai habis.
“Kau pasti haus sekali ya?”. Namja itu tertawa melihat sikapku tadi. Aku hanya tersenyum malu. Uuh... sikapku tadi memalukan sekali.
“Ya sudah... Kau mandi saja dulu. Ini pakaian gantinya. Aku tunggu di ruang makan”. Namja itu langsung keluar kamar. Setelah dia keluar kamar, aku langsung mengambil dan memandang pakaian itu.
“Wah... Pakaiannya bagus banget! Ini kan pakaian yang pernah aku lihat di toko Luxury. Pasti harga pakaian ini sangat mahal”. Saking terkesimanya, ku pandangi pakaian ini lamaaaa sekali.
Setelah mandi, aku langsung mengenakan pakaian yang diberikan namja itu dan pergi mencari ruang makan. Duh, kenapa sih rumah ini gede banget?! Ruang makannya dimana lagi?? Bisa2 nanti kau kesasar.
Setelah muter2, aku belum juga menemukan ruang makan. Tuh kan bener, aku kesasar. Sekarang aku malah melihat ruangan yang ditengahnya ada piano berwarna putih. Ketika aku ingin memasuki ruangan itu, ada orang yang menepuk pundakku.
“Hei, sedang apa kau disini?”
Aku langsung tersentak kaget dan menoleh kebelakang. Ku lihat seorang ahjumma yang umurnya sekitar 50 tahunan. Senyum ahjumma ini menandakan kalau dia baik dan ramah.
“Tadi aku lagi mencari ruang makan, eh, malah kesasar ke tempat ini. Mianhaeyo...” kataku sambil membungkukkan badan.
“Ne, saya akan mengantarkan anda ke ruang makan” kata ahjumma itu sambil membalikkan badannya. Aku mengikuti langkahnya dari belakang.
Tak berapa lama, aku sampai di ruang makan. Kulihat namja itu sedang tersenyum padaku. Duh, namja ini murah senyum banget sih! Ahjumma itu langsung pergi meninggalkanku berdua dengan namja murah senyum itu. Aku pun duduk bersebrangan.
Setelah makan, aku dan namja itu berjalan-jalan di taman belakang rumahnya. Begitu indah dan asri. Taman bunga yang berwarna-warni terawat dengan baik. Kulihat ada beberapa orang yang sedang merapikan taman ini
“Kok tadi rumahmu sepi banget sih? Dimana keluargamu?” tanyaku penasaran.
“Orangtuaku ada pekerjaan diluar negeri. Pulangnya hanya dua bulan sekali. Sekarang dongsaengku sedang liburan” kata namja murah senyum itu. Walaupun dia tersenyum seperti itu, aku merasa kalau dia kesepian.
“Kau punya dongsaeng? Namja atau yeoja?”
“Dongsaengku seorang namja. Kira2 dia seumuran denganmu. Oh ya, bagaimana dengan keluargamu?”
“Keluargaku? Aku tinggal dengan eomma, appa dan oppaku. Appaku bekerja di perusahaan eletronik, eommaku seorang guru SMP. Kalau oppaku sekarang dia kuliah tingkat III di Universitas Seoul. Dia juga lagi liburan. Aigo, aku lupa ngasih kabar ke orangtuaku. Pasti sekarang mereka mengkhawatirkan keadaanku. Aku harus pulang sekarang!” kataku panik.
“Baiklah, aku akan mengantarkanmu sampai di rumah”
“Oh ya, daritadi aku ingin bertanya. Ireum-i mwoyeyo (siapa namamu)? Chounen Choi Sang Ah. Panggil saja aku Sang Ah!”
“Chounen Lee Jinki imnida. Panggil saja aku Onew! A-Yo, aku antarkan kamu pulang”
“Ne, Onew ssi...”
Akhirnya Onew mengantarkanku sampai rumah. Sesampainya aku di depan rumah, eomma dan appa langsung memelukku sambil menangis. Kulihat Minho dan Hyo Bin yang sedang berdiri memandangiku. Mereka adalah sahabatku.
“Kamu kemana saja? Semalam tidak pulang! Tidak ada kabar. Handphonemu gak dibawa lagi! Siapa namja itu?”. Appaku menoleh kearah Onew yang lagi berdiri di belakangku. Eomma pun melepaskan pelukannya.
“Appa, dia namja yang menolongku. Namanya Onew. Kemarin aku pingsan di taman. Dia membawaku ke rumahnya. Jadi aku menginap di rumahnya”
“Mwoo...?? Kamu menginap dirumah namja itu?” kata appa terkejut.
“Ne, Ahjussi. Saya yang membawa Sang Ah ke rumah saya karena saya bingung harus membawa dia kemana. Tenang saja, saya tidak melakukan hal2 yg aneh terhadap Sang Ah”. Mendengar penjelasan Onew, appa menghela napas dengan lega.
“Syukurlah... Gomawoyo sudah menolong Sang Ah!” kata appaku sambil menepuk pundak Onew.
“Ne, cheonmaneyo! Kalau gitu, saya pulang dulu!”
“Onew, gomawoyo sudah menolongku. Hati2 dijalan, ya!” kataku sambil membungkukkan badanku. Onew pun langsung pergi meninggalkan rumahku.
“Minho, Hyo Bin, sedang apa kalian pagi-pagi begini?”. Aku berjalan menghampiri sahabatku yang sedari tadi diam. Aku bersahabat dengan mereka dari kecil. Kebetulan rumah kami berdekatan. Rumah Minho ada disebelah rumahku. Rumah Hyo Bin ada disebelah rumah Minho.
“Mereka datang dari jam setegah 5 pagi karena khawatir padamu” kata eomma meninggalkan kami bertiga di depan rumah.
“Benarkah? Kalian memang sahabat yang baik”. Tiba2 Minho langsung memelukku dengan erat.
“Aku khawatir padamu, Sang Ah. Sampai2 aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu” bisik Minho ditelingaku.

TBC
> > > > >

cr: Hanifidiani's Facebook notes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar