Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Minggu, Januari 06, 2013

The Story Tales : Ockok si Owl dan Wak si Rajawali



Sekali waktu, di Mimpi, ada burung hantu kecil. Namanya Ockok. Ada juga elang kecil. Namanya Wak. Ockok dan Wak bersaudara. Mereka berdua punya ibu yang sama tetapi mereka mempunyai ayah yang berbeda. Saat mereka masih muda, mereka telah tinggal di negara yang berbeda. Ockok tinggal di sebuah negara yang tidak punya banyak makanan, sehingga ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari makanan.
Suatu hari, Wak datang untuk mengunjungi saudaranya dan berkata kepadanya, "Ockok, mengapa kau tidak datang dan tinggal di negara saya? Ada banyak makanan di sana. Di negara saya, ada cukup makanan untuk kita berdua. "
Ockok memutuskan untuk pergi dengan saudaranya Wak. Mereka tinggal bersama di negeri Wak. Setiap pagi, ketika matahari baru mulai bersinar, Wak akan bangun saudaranya dan berkata, "Ayo! Waktu untuk bangun! Pergilah! Pergi ke semak-semak dan mencari makanan! Ada banyak makanan di semak-semak di sekitar sini. "

Senin, September 20, 2010

Cerpen : Puisi Untuk Sang Puitis

*PUISI UNTUK SANG PUITIS*
Ku tulis kan sebuah cerita
Cerita antara kita berdua
Saling canda, saling tawa
Mengisi dunia dengan keceriaan
Ku tanamkan rasa indah dalam hatiku
Ketika ku tau kau slalu di sampingku…


“Woi, bikin puisi mulu?! Puisi apa lagi sih yang loe tulis?” kata Reno mengagetkan.
“Ah, gangguin aja loe! Inspirasi gue kan jadi hilang lagi nih… Nyebelin loe!” kata Nindi cemberut.
“Yah, maaf deh maaf! Kan gue nggak sengaja. Maaf ya, friend!” kata Reno sambil minta maaf.

Sabtu, Desember 05, 2009

Cerpen : Cintaku = Semangkuk Bakso + Es Jeruk?

* Cintaku = Semangkuk Bakso + Es Jeruk? *
“Dek, udah nyampe Jakarta nih! Mau turun dimana?” tanya supir truk sambil membangunkan aku dari tidur.
“Emangnya udah nyampe Jakarta ya, Mas?” kataku sambil menguap.
“Ya, Dek! Mau turun dimana?” tanya supir truk lagi.
“Yaudah! Aku turun neng kene wae, Mas! Matur nuwun yo, Mas!” kataku dengan logat Jawa yang artinya ‘Aku turun disini aja, Mas! Terima kasih ya, Mas!’.
“Iyo, sami-sami!”
Akhirnya aku sampai juga di kota Jakarta. Ternyata Jakarta beda sekali dengan kampung halamanku. Disini banyak gedung-gedung yang menjulang tinggi, kendaraan pribadi dan orang-orang yang hilir mudik kesana-kemari. Suasananya beda sekali dengan kampungku. Kalo di kampungku hanya ada sawah yang

Cerpen : Kau Tetap Sahabatku

*Kau Tetap Sahabatku*
Risa berjalan dengan lambat di koridor sekolah karena dia sedang membawa tumpukan buku tulis B. Indonesia punya teman sekelasnya semua. Risa menggerutu sepanjang jalan. Dia menyesal karena dia datang ke sekolah pagi-pagi sekali. Baru kali ini Risa berangkat sekolah pagi-pagi buta karena ayahnya memaksanya sebab ayahnya ada rapat pagi yang sangat penting. Setelah sampai di kelas, Risa langsung disuruh Bu Dewi, guru B. Indonesianya, untuk membawa buku tulis punya seluruh teman sekelasnya.
“Dikirain disuruh ngapain gitu… Eh malah disuruh bawa buku sebanyak ini! Udah berat banget lagi, ini buku banyak dosanya nih!” kata Risa menggerutu. Disela-sela gerutu yang sedang di lontarkan Risa, tiba-tiba…
“Awasss!!!”
Bruuuukkk!!!