Author : LuvDubu
Genre : Sweetly Love & Cruncy Friendship
Lenght : 2 of 2
Rating : Teenager
Main cast :
> Han EunSoo (My Imagine)
> Park ChanYeol
> Kang YongHwa (My Imagine)
> Wu Fan a.k.a. Kris
> Kim MinSeok a.k.a. Xiu Min
> Lu Han
> Do KyungSoo a.k.a. D.O.
> Kim Jong In a.k.a Kai
> Zhang Yixing a.k.a. Lay
Let’s reading >>>
Author PoV
“Kajja, kita ke lapangan basket!” kata Kris sambil duduk di belakang stir
mobilnya.
“Kajja, hyung...” kata D.O.
Kris mulai menstarter mobilnya tapi mesinnya tidak hidup-hidup padahal
bensinnya masih full.
“Waeyo, hyung?” tanya LuHan.
“Sepertinya,,, mogok lagi...” kata Kris sambil cengengesan.
“Kris hyung, kenapa mobilmu bisa mogok lagi?” tanya Kai keluar dari mobil
dan duduk jongkok disamping mobil.
“Nan mollayo... Aku akan menelpon dulu montirnya...” kata Kris sambil
memegang handphonenya.
Lima belas menit kemudian, montir datang dan mulai memperbaiki mobil Kris.
“LuHan~ah, itu EunSoo kan?” tanya XiuMin sambil mengamati EunSoo.
“Ne, hyung benar... Kenapa EunSoo ada di pinggir jalan?” kata LuHan ikut
mengamati EunSoo.
“EunSoo~yah!” teriak D.O tiba-tiba. XiuMin dan LuHan langsung menarik D.O
untuk bersembunyi.
“Waeyo?” tanya D.O bingung.
“Kita sedang mengamati EunSoo. Kita heran kenapa EunSoo berdiri sendirian
disana?” kata LuHan menjelaskan. D.O hanya menganggukkan kepalanya.
“EunSoo~yah!” teriak Kai memanggil EunSoo. XiuMin, LuHan dan D.O pun
langsung menarik Kai untuk ikut bersembunyi.
“Waeyo?” tanya Kai heran.
“Kita sedang mengamati EunSoo. Kita heran kenapa EunSoo berdiri sendirian
disana?” kata D.O menjelaskan. Kai hanya menganggukkan kepalanya.
“Bwara! Bwara! Ada namja yang menghampiri EunSoo...” kata LuHan kaget. XiuMin,
D.O dan Kai langsung melihat EunSoo dengan seksama.
“Siapa namja itu?” tanya Kai ke LuHan.
“Mollayo...” kata LuHan sambil menggelengkan kepalanya.
“Chakkaman... Sepertinya aku pernah melihat namja itu. Itu namja yang ke
toko buku dengan EunSoo beberapa hari yang lalu...” kata Kai mencoba mengingat.
“Ne! Bukankah namja itu yang pernah kita lihat waktu kita pergi ke mall?”
tanya XiuMin ke LuHan.
“Hyung benar...” kata LuHan baru ingat.
“Aigoo~... Beraninya namja itu merangkul dan memegang pipi EunSoo...” kata D.O
kesal.
“Untung saja ChanYeol lagi ke toilet... Kalau tidak...”
“Kalau tidak apa?” tanya ChanYeol berdiri di belakang empat namja ini dan
memotong perkataan XiuMin.
“Kalau tidak dia akan kesal melihat kejadian ini...” kata D.O tidak sadar.
Keempat namja ini langsung terdiam dan menoleh ke ChanYeol. ChanYeol hanya
terpaku melihat kejadian yang ada didepan matanya itu.
“Aku merasa ada aura yang tidak enak...” bisik D.O ke LuHan. LuHan hanya
menganggukkan kepalanya, mengiyakan perkataan D.O.
Di Lovely Cafe...
“Annyeonghaseyo, oppa~...” kata EunSoo sambil duduk di depan ChanYeol. Tapi
ChanYeol hanya diam sambil mengaduk-aduk minumannya.
“Oppa~...” kata EunSoo heran.
“Kemarin kamu pergi sama siapa?” kata ChanYeol dingin.
“Kemarin? Aku nggak pergi kemana-mana...”
“Terus siapa namja yang kemarin merangkul kamu di depan jalan itu?” tanya ChanYeol
ketus. EunSoo langsung diam. Dia bingung harus menjawab apa.
“Waeyo? Neoui namjachingu imnikka?” tanya ChanYeol sambil menolehkan
kepalanya.
“Aniya...!” kata EunSoo dengan cepat.
“Geurae... Geu sarameun nuguseyo?”
“Geu saram... Geu saram... Mianhaeyo, oppa...” kata EunSoo sambil
menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba handphone EunSoo berbunyi. EunSoo pun langsung menjawab telepon
itu.
“Ne, annyeong...” kata EunSoo sambil memasukkan handphonenya ke dalam tas.
“Oppa, mianhaeyo, aku harus pergi...” kata EunSoo sambil memegang tangan ChanYeol
sekilas.
“Keudae...” kata ChanYeol sambil mencoba menahan EunSoo. Tapi EunSoo
langsung berlari keluar dari cafe dan berhenti di depan mobil AUDI A5 berwarna
silver. EunSoo langsung masuk kedalam mobil itu saat ChanYeol mencoba
mengejarnya. Mobil itu pun langsung melaju dengan cepat saat ChanYeol sudah
berdiri di depan cafe.
“EunSoo~yah...!!!” teriak ChanYeol sambil memandang mobil yang menjauh itu.
Mobil itu melaju dengan cepat. Tak lama kemudian, kecepatan mobil itu mulai
menurun dan berhenti di dekat tepi sungai Han. EunSoo langsung keluar dari
mobil itu dan berdiri disamping mobil. Seorang namja juga ikut keluar dari
dalam mobil dan berdiri disamping EunSoo.
“Mianhaeyo, oppa...” kata EunSoo pelan sambil memandang layar handphonenya.
Terpampang foto ChanYeol dan dirinya saat 5th anniversary.
“Kamu belum bilang sama dia?” tanya namja yang sedari tadi hanya diam
memerhatikan EunSoo. EunSoo hanya mengeleng-gelengkan kepalanya.
“Kapan kau akan bilang tentang hal ini?”
“Mollayo, Lay~ssi...”
“Cepat atau lambat, dia akan tahu tentang hal ini...”
“Aku bingung harus menjelaskannya...”
“Apa aku yang harus menjelaskannya?”
“Andwae...!”
“Nanti dia akan semakin salah paham...”
“Biar saja... Biar saja, tetap seperti ini... Aku tidak ingin dia tahu...”
Author PoV eNd
ChanYeol PoV
Ku hempaskan tubuhku dibawah tiang basket sambil merentangkan kedua
tanganku. Kulihat sekilas D.O, XiuMin dan LuHan yang sedang duduk bersandar di
tiang basket.
“Berapa lama ya kita nggak ketemu sama EunSoo?” kata LuHan pelan sambil
memegang bola basket. D.O yang duduk disamping LuHan langsung menghitung
jarinya sambil menatap keatas.
“Sebulan lebih...” kata XiuMin yang duduk disamping D.O.
“Nan bogosippeoyo...” kata D.O sambil menundukkan kepalanya.
“Na do...” kata XiuMin dan LuHan bersamaan.
“Kenapa kalian tidak ke kelasnya saja? Kan kalian satu kampus...” kataku
dengan datar.
“Sudah... Aku sudah ke kelasnya, tapi dia tidak ada...” jawab D.O
menatapku.
“Ne,, katanya EunSoo sudah tidak masuk kekelasnya dari dua minggu yang
lalu...” tambah LuHan.
“Apa?” kataku kaget.
“Apa hyung tidak tahu?” tanya D.O. Aku hanya terdiam.
“Apa sejak kejadian waktu itu, kamu tidak penah bertemu dengan EunSoo lagi?”
tanya XiuMin.
“Kenapa kamu jadi orang yang egois seperti ini?” tanya LuHan.
“Aku? Egois? Dia yang egois... Dia tidak pernah menghubungiku... Saat
terakhir aku bicara dengannya saja, dia langsung pergi begitu saja... Jadi,
siapa yang egois?!” kataku sambil beranjak duduk dan menatap ketiga manusia
yang ada dihadapanku ini.
“Karena itu, kau juga tidak menghubunginya?” tanya XiuMin.
“Aku sudah mencoba menghubunginya, tapi handphonenya tidak aktif. Aku sudah
datang ke apartmentnya, tapi dia selalu tidak ada... Aku harus apalagi,
hyung....” kataku mencoba menahan emosi.
“Hyung tidak menanyakan ke YongHwa?” tanya D.O.
“Yeoja itu lagi dapat praktek di luar kota. Pulangnya besok...” kataku
bingung.
“Semoga EunSoo tidak benar-benar selingkuh dengan namja itu...” kata LuHan
pelan.
“Mwo??” kataku kesal.
“Aniya... Aku hanya bercanda...” kata LuHan cengengesan.
“Bercandamu tidak lucu...” kata XiuMin ikut kesal.
“Tenang, hyung. EunSoo pasti tidak akan seperti itu. Kalau EunSoo itu yeoja
yang seperti itu, tidak mungkin kalian bisa bertahan sampai selama ini. Lima
tahun itu bukan waktu yang singkat lho, hyung...” kata D.O tersenyum.
“Tumben kau bisa berkata-kata seperti itu. Diajarin sama siapa?” kata LuHan
sambil menepuk-nepuk pundak D.O. D.O hanya tersenyum malu.
“Geurae. Besok kamu tanya saja ke YongHwa...” kata XiuMin sambil beranjak
diri. “Kajja, kita pulang... Tinggal kita berempat doang nih. Yang lain sudah
pada pulang duluan...” kata XiuMin berjalan mengambil tasnya. Kami bertiga pun
menurutinya.
Esok harinya, aku mencari YongHwa di area kampus. Setelah lama berkeliling
kampus, akhirnya aku melihat YongHwa sedang berjalan menuju perpustakaan. Aku
pun langsung memangggilnya.
“YongHwa~yah!” panggilku sambil melambaikan tangan. YongHwa pun menengok
dan langsung berlari kearahku. Aneh! Dia berlari dengan ekspresi khawatir
seperti itu.
“ChanYeol oppa, bagaimana keadaan EunSoo?” tanyanya sambil mengatur
nafasnya. Aku bingung kenapa jadi YongHwa yang menanyakan EunSoo. Tadinya kan
aku yang ingin menanyakan EunSoo ke dia.
“Bagaimana keadaan EunSoo?” tanyanya lebih khawatir.
“Aku tidak tahu. Aku juga sebenarnya ingin menanyakan keadaan EunSoo ke
kamu...” kataku bingung.
“Mwo? Oppa kan namjachingu-nya. Bagaimana bisa oppa nggak tahu keadaan EunSoo?”
katanya sedikit membentak. Aku pun hanya diam.
“Apa kalian bertengkar? Tidak, kan?!” tanya YongHwa. Aku menganggukkan
kepalaku.
“Kalian bertengkar? Jadi sekarang oppa nggak tahu kalau EunSoo sedang
dirawat di rumah sakit?” kata YongHwa dengan cepat. Aku langsung terkejut dan
menatap YongHwa.
“EunSoo... dirawat.... di.... rumah sakit?!” kataku bergetar.
“Ne. Dua minggu yang lalu aku mendapat panggilan dari pihak rumah sakit.
Tapi aku baru bisa menjenguknya hari ini karena baru pulang praktek...”
“Kapan kau akan ke rumah sakit?”
“Setelah mengembalikan buku ini...” katanya sambil memperlihatkan bukunya.
Aku langsung menarik tangannya dan berlari ke perpustakaan.
“Cepat kembalikan bukunya! Palli!” kataku menunggu di luar perpustakaan. YongHwa
hanya menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam perpustakaan. Tak lama kemudian
dia keluar dari perpustakaan. Lalu kami pun berangkat ke rumah sakit.
“Ruangnya yang mana?” tanyaku sambil berjalan memasuki rumah sakit.
“Ruang Orchid no. 176...” kata YongHwa sambil melihat handphonenya.
Sesampainya di depan ruangan, ada seorang namja dan seorang suster yang keluar.
Setelah namja itu mengatakan sesuatu, suster itu pun pergi. Namja itu...
“Kenapa kau bisa ada disini?” tanyaku dan namja itu berbarengan.
“Harusnya aku yang bertanya seperti itu....” kataku dan namja itu
berbarengan lagi.
“Ada apa sih? Kalian sudah saling kenal...?” kata YongHwa bingung.
“Belum...” kataku dan namja itu berbarengan lagi dan lagi. Kenapa barengan
terus sih?
ChanYeol PoV eNd
Author PoV
“Kenapa namja ini datang kesini?” pikir Lay.
“Ada apa kalian berdua datang kesini?” tanya Lay datar.
“Aku ingin melihat EunSoo...” kata namja ini dengan cepat.
“Pasien tidak bisa dijenguk saat ini...”
“Lalu kapan?” tanya yeoja yang berdiri disebelah namja ini.
“Sebenarnya...” kata Lay sambil menuliskan sesuatu di secarik kertas dan
memberikan kertas itu ke ChanYeol. Lay langsung beranjak pergi. Isi tulisan itu
adalah :
Saya tidak bisa bilang alasannya disini.
Temui saya 2 jam lagi di ruangan saya di lantai 4 no. 9.
Jangan masuk dulu keruangan EunSoo!
Lay
ChanYeol langsung memegang knop pintu. YongHwa langsung menarik tangan ChanYeol.
“Apa yang oppa lakukan?” tanya YongHwa.
“Aku ingin melihat EunSoo...” kata ChanYeol khawatir.
“Nanti...!”
“Tapi...”
“Aku tahu apa yang oppa pikirkan. Aku juga ingin bertemu EunSoo. Tapi
mungkin ada alasan tertentu yang membuat namja itu belum memperbolehkan kita
masuk....” kata YongHwa menenangkan ChanYeol. ChanYeol pun jatuh terduduk
sambil memegang kepalanya.
Dua jam kemudian...
“Apa benar ini ruangan namja itu? Bukankah nama namja tadi itu Lay?” tanya ChanYeol
melihat pintu berwarna putih dihadapannya.
“Oppa, benar... Ini ruangannya dr. Zhang... Bukan ruangannya Lay...” kata YongHwa
menebak-nebak.
“Apa namja itu membohongi kita?” tanya ChanYeol.
“Memangnya saya terlihat seperti orang yang suka berbohong...” kata seorang
namja yang berjalan mendekati ChanYeol dan YongHwa.
“Annyeonghaseyo... Ini catatan pasien ruang 178, dr. Zhang...” kata seorang
suster yang berjalan lewati YongHwa dan menghampiri Lay.
“Kamsahamnida...” kata Lay sambil tersenyum. Suster itu pun langsung
melangkah pergi sambil senyum-senyum.
“Neon euisa imnikka?” tanya YongHwa.
“Ne...” kata Lay sambil berjalan dan membuka pintu ruangannya. “Eoseo
oseyo...” kata Lay mempersilahkan ChanYeol dan YongHwa untuk masuk. Lay pun
duduk di depan dua manusia ini.
“Sebenarnya saya harus merahasiakan hal ini dari kalian berdua, terutama
kamu ChanYeol...” kata Lay serius.
“Waeyo?” tanya ChanYeol heran.
“EunSoo tidak ingin kamu tahu kalau selama dua tahun ini dia menderita
kanker hati...” kata Lay menundukkan kepalanya. Serasa melepas bebannya.
Mendengar hal ini, ChanYeol langsung terdiam. ChanYeol serasa ditusuk
ribuan panah karena selama ini dia tidak menyadari bahwa yeojachingu-nya
menderita kanker hati.
“Sudah setengah tahun ini, EunSoo memintaku untuk menjadi dokter pribadinya
yang terus memantau kesehatan. Makanya EunSoo tidak bisa bilang kalau
sebenarnya aku adalah dokter pribadinya. Maaf jika sudah membuatmu salah paham...”
kata Lay sambil membungkukkan sedikit badannya.
“Jadi selama ini aku salah sangka kepada EunSoo? Namjachingu macam apa aku
ini? Sudah mencurigai EunSoo sampai seperti itu... EunSoo~yah, mianhaeyo...”
pikir ChanYeol.
“Pantas saja... Akhir-akhir ini EunSoo sering merasakan nyeri di bagian
perutnya. Ternyata separah itu....” kata YongHwa lemas.
“Lay~ssi, kapan EunSoo sembuh?” tanya ChanYeol menatap Lay.
“Bisa cepat, bisa lama. Tergantung dari kondisi EunSoo. Kami sedang
berusaha mencari organ hati karena belum ada hati yang cocok pada tubuh EunSoo”
kata Lay menjelaskan.
“Lay~ssi, apa aku bisa mendonorkan hatiku ini? Mungkin hatiku cocok dengan
tubuh EunSoo...” kata ChanYeol mengharap.
“Kau ingin mendonorkan hatimu? Tapi...”
“Demi kesembuhan EunSoo, aku rela melakukan apapun. Jebal...” kata ChanYeol
memotong perkataan Lay.
“Baiklah! Ikut aku ke laboratorium! Kita cek dahulu, apakah hatimu cocok
untuk didonorkan ke EunSoo” kata Lay berdiri dan diikuti oleh ChanYeol dan YongHwa.
YongHwa hanya menatap ChanYeol dengan cemas.
“Oppa, apa benar oppa mau mendonorkan hati oppa?” tanya YongHwa yang sedang
duduk berdua dengan ChanYeol di ruang tunggu sambil menunggu hasil
laboratorium.
“Ne, YongHwa~yah... Waeyo?” tanya ChanYeol tenang.
“Resikonya besar, oppa... Kalau oppa mendonorkan hati oppa, tubuh oppa
tidak akan stabil lagi... Bisa-bisa oppa yang akan.....” kata YongHwa menahan
perkataannya.
“Gwaencana... Walaupun aku harus menderita, yang penting EunSoo bisa
sembuh...” kata ChanYeol sambil menatap lantai. Pintu laboratorium pun terbuka
dan Lay keluar dengan membawa sebuah amplop coklat.
“Kalian pasti menunggu lama. ChanYeol~ssi, ini hasilnya...” kata Lay sambil
menyerahkan amplop itu ke ChanYeol. ChanYeol langsung membuka amplop itu dan
melihat hasilnya.
“Jadi, hatiku cocok untuk tubuh EunSoo?” tanya ChanYeol. Lay hanya
menganggukkan kepalanya.
“Kapan akan dilakukan operasinya?” tanya ChanYeol lagi.
“Secepatnya karena sudah ada hati yang cocok untuk tubuh EunSoo. Mungkin
seminggu lagi...” kata Lay memberitahu.
“Apa EunSoo akan setuju dengan hal ini?” kata YongHwa dalam hati.
“Tapi ChanYeol~ssi, apakah kau benar-benar yakin ingin melakukan hal ini?”
tanya Lay khawatir.
“Ne, waeyo?” kata ChanYeol heran.
“Walaupun nanti jika operasi ini berhasil, kesehatanmu akan turun
drastis...” kata Lay sambil mengerutkan dahinya.
“Gwaencana, Lay~ssi...” kata ChanYeol sambil tersenyum tenang.
“Baiklah aku akan memberitahu EunSoo kalau sudah ada pendonor yang akan
mendonorkan hatinya...” kata Lay hendak pergi.
“Lay~ssi, bolehkah aku minta satu permintaan...” kata ChanYeol menahan Lay.
“Ne... Mwo?” tanya Lay penasaran.
Author PoV eNd
EunSoo PoV
Hari ini aku akan menjalankan operasi. Sudah sebulan lebih aku tidak
bertemu dengan si Lovely Rapper itu.
Jujur, aku sangat merindukannya, tapi aku tidak bisa memberitahukannya tentang
keadaanku ini. Kukira penyakitku ini tidak akan kunjung sembuh, ternyata ada
yang berbaik hati untuk mendonorkan hatinya padaku.
“EunSoo~yah, kau sudah siap untuk operasi hari ini?” tanya Lay, dokter
pribadiku, yang masuk dengan memegang stetoskopnya.
“Ne, Lay~ssi...” kataku sambil tersenyum.
“Apa yang akan kau lakukan setelah operasinya berjalan dengan lancar?”
“Aku akan langsung menelpon si Lovely
Rapper...” kataku yang membuat wajah Lay mendadak berubah menjadi sedih.
“Waeyo, Lay~ssi? Gwaencanayo?” tanyaku khawatir.
“Aniyo, gwaencana... Kajja!” katanya mencoba tersenyum sambil mendorong
tempat tidurku menuju ruang operasi.
“Lay~ssi...” panggilku membuyarkan lamunannya.
“Ah,,, ne... Waeyo?” katanya gugup.
“Kalau boleh aku tahu, siapa orang yang bersedia mendonorkan hatinya untukku?
Aku ingin mengucapkan terima kasih padanya...” kataku menatap Lay.
“Seseorang yang bermarga Lee...” katanya singkat.
“Nuguya?” tanyaku penasaran.
“Mianhaeyo, aku tidak bisa memberitahukan padamu... Ini rahasia rumah
sakit...” katanya sambil mengerlingkan mata kirinya.
“Geuraeyo...” kataku sambil menatap langit-langit. Tak berapa lama
kemudian, sampailah aku didalam ruang operasi. Setelah melakukan persiapan,
seorang suster mulai menyuntikkan obat bius padaku. Sekilas aku melihat si Lovely Rapper tersenyum teduh padaku dan
mengatakan ‘EunSoo~yah, saranghaeyo
yeongwonhi...’. Tanpa sadar, aku pun menjawab ‘Na do...’, dan aku pun
tertidur.
Perlahan aku membuka mataku dan melihat sekeliling. Ternyata aku ada di
kamar rumah sakit. Aku melihat YongHwa duduk sambil menuangkan air dalam teko
ke gelas bening. Melihatku sadar, YongHwa langsung menaruh teko itu dan
langsung menghampiriku.
“EunSoo~yah, kau sudah sadar...” katanya histeris. Aku hanya menatapnya
senang.
“Sudah lima jam dari operasi tadi, kau tertidur... Baguslah kau sadar...”
katanya sambil memelukku.
“Kapan ya aku bisa pulang? Pasti si Lovely
Rapper itu sangat khawatir padaku karena aku sudah lama tidak memberi
kabar...” kataku sambil menatap YongHwa. Tiba-tiba ekspresi wajah YongHwa
berubah seperti Lay tadi.
“Waeyo?” tanyaku.
“Ne?” katanya bingung.
“Waeyo? Ekspresimu itu...” kataku heran.
“Amogeotdo aniya...” katanya sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.
“Jeongmalyo?” tanyaku penasaran. YongHwa hanya menganggukkan kepalanya.
“Kata dokter, kamu bisa pulang empat hari lagi...” kata YongHwa sambil
meminum segelas air.
“Akhirnya aku bisa pulang juga!” kataku senang sambil mengenakan sepatuku.
“Hati-hati! Kamu masih perlu banyak istirahat sampai kau benar-benar
sembuh...” kata Lay sambil mengacak-acak rambutku. Kulihat YongHwa hanya
memandangku dengan lirih. Ada apa dengannya?
“Aku pergi dulu, ya! Ada pasien yang harus kuperiksa... Annyeong!” kata Lay
sambil meninggalkan ruangan.
“Annyeong...” kataku dan YongHwa bersamaan. Aku dan YongHwa pun berjalan
keluar rumah sakit dan pulang ke apartment. Sesampainya di apartment, aku langsung
menghubungi ChanYeol. Tapi panggilanku tidak dijawab olehnya. Aku pun mencoba
lagi dan lagi, tapi tetap tidak dijawab.
“Oppa, ppalli... Jawab teleponnya... Jebal...” kataku dengan cemas.
Dua bulan berlalu. Hari ini hari 6th Anniversary-ku dengan si Lovely Rapper. Aku masih belum bertemu
dengan si Lovely Rapper itu. Aku
sudah bertanya ke teman-temannya tapi mereka juga tidak tahu dimana keberadaan ChanYeol.
Saat aku mendatangi rumahnya, ternyata rumahnya sudah kosong. Oppa, eodieyo??
EunSoo PoV eNd
Author PoV eNd
Hari ini di hari ke 6th Anniversary-nya, EunSoo bersiap-siap pergi ke
tempat yang sering dia kunjungi bersama ChanYeol. Lotte World. Sesampainya
disana, EunSoo langsung menaiki wahana kincir raksasa. EunSoo hanya duduk
termenung sambil menatap pemandangan yang ada disekelilingnya. Sesekali
terlintas memori kenangannya dengan ChanYeol selama ini. Tanpa terasa, EunSoo
mulai menitikkan air matanya dan menangis.
“Oppa, eodieyo? Nan neomu geuriwoyo, oppa... Jeongmal geuriwoyo...” katanya
pelan disela-sela tangisnya.
Setelah beberapa menit menangis, EunSoo pun menghapus air matanya dengan
tisu dan turun dari kincir raksasa saat wahana itu telah berhenti. EunSoo melangkahkan
kakinya menyusuri tempat yang telah menjadi saksi bisu antara dia dan ChanYeol.
“Oppa, apa kau ingat dengan hari ini? Apa kau akan datang?” kata EunSoo
pelan sambil terus berjalan.
Suasana Lotte World mulai sepi saat matahari mulai tenggelam. EunSoo pun
memutuskan untuk pulang kerumah. Saat hendak pulang, EunSoo mendapat gulungan
kertas warna biru dari seorang anak kecil yang membawa boneka kelinci warna
biru. Setelah anak kecil itu pergi, EunSoo membaca isi dari kertas warna biru
itu.
Jika rindu padaku, balikkanlah tubuhmu
Itulah tulisan yang tertulis rapi dengan tinta merah muda di kertas yang
sedang EunSoo pegang. EunSoo hanya terdiam sambil menatap kertas itu. Perlahan EunSoo
mulai membalikkan tubuhnya sambil menutup matanya. Pelan-pelan EunSoo membuka
kelopak matanya. Dia melihat sosok seorang namja yang sangat dia sayangi
berdiri dihadapannya.
“Nan geuriwoyo, jagiya~...” kata ChanYeol sambil tersenyum.
EunSoo hanya terdiam dan mulai menitikkan air matanya. Melihat hal itu, ChanYeol
pun khawatir.
“Waeyo, jagiya? Ullijima...” kata ChanYeol cemas.
“Pabo~... Pabo~... Neon nappeun namja...” kata EunSoo sambil menyeka air
matanya. “Na do geuriwoyo...” kata EunSoo sambil menundukkan kepalanya. ChanYeol
langsung memeluk EunSoo dengan erat.
“Oppa, eodie kayo?” tanya EunSoo penasaran.
“Oppa nggak kemana-mana kok. Oppa kan selalu ada di hati kamu...” kata ChanYeol
menggoda EunSoo.
“Oppa~...” kata EunSoo sambil melepas pelukannya.
“Oppa pergi ke Jepang. Soalnya eomma-nya oppa menikah dengan orang Jepang
setelah sekian lama bercerai dengan appa-nya oppa...” kata ChanYeol
menjelaskan.
“Jadi oppa akan tinggal di Jepang?” tanya EunSoo penasaran.
“Aniyo... eomma-nya oppa memperbolehkan oppa tinggal di Korea...”
“Oppa tinggal dimana? Bukannya rumah oppa sudah kosong?”
“Oppa tinggal dengan Lay...” kata ChanYeol sambil manyun.
“Kok bisa?” tanya EunSoo sambil tersenyum.
“Soalnya Lay itu adik sepupunya nampyon-nya eomma yang sekarang... Jadi
eomma-nya oppa memperbolehkan oppa tinggal di Korea karena itu...” kata ChanYeol
jutek.
“Yang penting oppa bisa tinggal disini... Tapi kok Lay tidak pernah
memberitahuku tentang hal ini?”
“Soalnya dia juga baru tahu...”
“Oppa harus berterima kasih sama Lay. Karena dia, oppa bisa tinggal di
Korea...”
“Buat apa? Oppa kan bisa tinggal di apartment-mu...”
“Mwo? Kita kan belum menikah...” kata EunSoo terkejut.
“Ya, sudah! Kalau begitu besok kita menikah saja. Biar oppa bisa tinggal
bareng denganmu...” kata ChanYeol menggoda EunSoo.
“Shireo...” kata EunSoo sambil menjulurkan lidahnya dan berlari menjauhi ChanYeol.
ChanYeol pun berlari mengejar EunSoo.
-: TAMAT :-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar