Every night in my dream... I see you... I feel you...
Setiap mendengar
lagu itu, aku selalu teringat pada cowok itu. Cowok yang sudah membuat diriku
menutup pintu hatiku untuk cowok lain. Cowok yang sudah membuat diriku merasa
senang dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Cowok yang sudah mengenalkanku
tentang rasa yang menyiksa batin yang disebut dengan cinta. Dan dia juga cowok
yang sudah membuatku bimbang untuk pindah hati sampai saat ini.
Sekarang aku
seorang mahasiswi tingkat 2 semester 4. Tujuh tahun aku terus
memikirkannya.
Waktu yang tidak singkat untuk terus mempertahankan perasaan yang menyiksa
seperti ini. Waktu aku bersekolah di SMPN 12 Depok-lah yang sudah
mempertemukanku dengan dirimu. Dirimu yang membuatku mengetahui tentang
manis-pahitnya cinta secara tidak langsung.
Kesan pertama
aku melihatmu itu adalah biasa saja. Sama seperti cowok-cowok yang lainnya.
Ketua kelas yang humoris dan selalu tersenyum ke semua orang. Tidak ada yang
istimewa. Waktu kelas satu pun berlalu begitu saja. Kelas 2 SMP, kita berbeda
kelas. Kita pun jarang bertemu, bahkan sebulan tidak bertemu denganmu saja
bukan permasalahan untukku.
Nah, waktu di
kelas 3 SMP, kita sekelas lagi. Entah kenapa pandanganku tentang dirimu yang
waktu kelas 1 dengan dirimu yang sekarang sangat berbeda. Aku mulai
memperhatikanmu. Saat dirimu bercanda dengan teman-temanmu, saat dirimu sedang
melamun dan saat-saat yang lainnya. Memandangmu menjadi sesuatu hal yang
mengasikkan untuk diriku sendiri. Saat itu aku tidak tahu tentang apa yang aku
rasakan.
Aku mulai
mencari tahu tentang dirimu. Tanggal lahirmu. No. Telepon dan no. Handphonemu.
Bahkan sampai ke alamat rumahmu. Tapinya yang aku dapatkan hanya tanggal
lahirmu saja. 4 Januari 1991, itulah tanggal lahirmu.
Aku sangat
menyukai saat-saat waktu praktek sekolah. Waktu praktek Bahasa Sunda, aku dan
teman-temanku disuruh praktek menyanyikan 2 lagu dari daerah Sunda. Lagu
wajibnya Bubuy Bulan. Lagu pilihannya ada 3 dan 3 lagu itu sudah ditentukan
oleh gurunya. Kami semua harus menunggu di luar kelas. Yang namanya dipanggil
baru boleh masuk kedalam kelas. Akhirnya namaku pun dipanggil setelah beberapa
temanku masuk. Setelah aku di tes, aku langsung duduk di tempat dudukku.
Ternyata dirimu masuk juga kedalam kelas. Setelah di tes, dirimu berjalan menghampiriku
dan duduk disebelahku. Kau ikut menyanyikan lagu yang barusan di tes bersamaku.
Hal itu membuat jantungku berdebar. Apalagi ada beberapa mata yang memandang ke
arah kami. Setelah semua selasai di tes, dirimu baru pindah ke tempat dudukmu
semula. Diriku seakan bisa bernapas dengan bebas.
Lalu praktek
kesenian. Kebetulan aku sekelompok denganmu. Prakteknya disuruh membawakan lagu
pop yang masing-masing anggotanya menggunakan alat musik yang tidak semuanya
sama. Latihannya diberi waktu seminggu. Kelompok kami membawakan lagu dari Ungu
- Tercipta Untukku. Aku menggunakan
pianika dan dirimu menggunakan gitar. Ternyata dirimu cukup mahir memainkan
gitar. Aku terpesona saat dirimu bermain gitar. Ekspresimu dan pandangan matamu
membuat perasaanku nggak karuan. Aku jadi semakin suka padamu.
Hari praktek pun
tiba. Setelah latihan sebentar di halaman sekolah, kami pindah tempat ke depan
perpustakaan karena dekat dengan kelas. Disitu kami pun latihan lagi walaupun
berakhir dengan candaan. Awalnya jarak antara aku dan dirimu itu sekitar satu
meter. Tapi entah kenapa tiba-tiba jaraknya semakin dekat bahkan bahuku
bersentuhan dengan bahumu. Ini hal yang membuatku heran tapi membuatku jadi
suka senyum-senyum sendiri.
Terakhir praktek
Bahasa Indonesia. Prakteknya adalah menampilkan drama dan diberi waktu sebulan.
Sekelas dibagi menjadi tiga kelompok dan aku pun sekelompok lagi denganmu.
Kelompok kami membawakan drama ‘Cinderella’. Waktu pembagian peran, aku menjadi
ibu kandungnya Cinderella dan kau menjadi ayahnya Cinderella. Wah, aku senang
banget! Tapi kesenanganku nggak berlangsung lama saat peranmu diubah menjadi
seorang tabib. Peran ayahnya Cinderella diganti oleh Hafidz. Entah kenapa
tiba-tiba aku jadi tidak semangat. Latihannya di rumahnya Riska.
Hari pertama
latihan aku tidak datang karena keperluan lain. Hari kedua pun aku langsung
datang ke rumah Riska. Aku kaget ternyata Riska memelihara 4 anjing dirumahnya.
Aku hanya tahu 2 anjing miliknya adalah anjing yang suka bantuin polisi waktu
nyari teroris dan yang 2 lagi anjing rumahan. Waktu sampai depan gerbang
rumahnya saja, aku sudah digonggongi oleh anjing-anjing itu. Tak lama, Riska
pun membawaku masuk kerumahnya. Ternyata belum ada yang datang. Aku pun
menunggu sambil bermain handphone. Karena bosan, aku berjalan keluar. Tiba-tiba
aku malah dikepung dan digonggongi sama 3 anjingnya. Lalu ada suara tertawa
dari luar rumah. Ternyata itu dirimu bersama ketiga temanmu. Ketiga temanmu
menertawaiku tapi kau hanya tersenyum padaku. Ahh... malunya!
Hari pentas pun
tiba. Aku mengenakan kostum ibu yang sedang sakit dan kau mengenakan kostum
tabib. Aku hanya tersenyum melihat penampilanmu. Adeganku pun tiba. Aku tidur
diatas meja yang dianggap sebagai tempat tidur dan mengenakan selimut. Peranku
kan sebagai ibu kandungnya Cinderella yang bakalan meninggal. Cinderella pun
menghampiriku dan mengecek keadaanku. Ternyata keadaanku semakin kritis dan
Cinderella memanggil seorang tabib. Tabib pun mulai memeriksa keadaanku.
Ada sesuatu yang
membuatku hampir tertawa saat itu. Yaitu saat dirimu yang seorang tabib
memeriksa detak jantungku melalui pembuluh nadi di pergelangan tanganku. Aku
merasakan tanganmu gemetaran saat memegang tanganku. Untung saja aku tiduran
dan kau berdiri menutupi wajahku jadi
ekspresiku tidak terlihat kalau aku ingin tertawa. Wajahmu itu yang langsung
tersipu membuatku salah tingkah. Senaangnya!
Setelah praktek,
hari-hari berjalan seperti biasa. Tapi perasaanku semakin tidak biasa. Teringat
saat sedang istirahat, aku ingin pergi ke toilet dan berpapasan denganmu di
depan kelas. Kau berkata, “Filmmu diputar entar malem kan?”. Itu membuatku
bingung. Kau bertanya, “Kamu Rose yang ada di film Titanic kan?”. Aku pun hanya
tersenyum dan berkata, “Ya, kalau aku Rose-nya, kamu Jack-nya ya?”. Kau hanya
tersenyum dengan perkataanku. Tiba-tiba temanmu memanggil dan kau pun
menghampiri temanmu. Aku hanya bertanya-tanya tentang sikapmu barusan.
Cerita cinta
tidak selalu berjalan dengan kisah-kisah yang menyenangkan. Aku juga pernah
merasakan rasanya sakit hati. Waktu itu aku ingin pergi ke perpustakaan. Baru
sampai didepan kelas, kau masuk kedalam
kelas setelah berpisah dengan seorang cewek. Aku pun basa-basi berkata, “Ciyee,
pacarnya ya?”. Kamu menjawab ya dan langsung berjalan melewatiku tanpa menoleh.
Aku langsung merasakan ada bagian dalam diriku yang terasa sakit dan sesak. Baru
ku tahu bahwa aku sedang merasakan rasanya sakit hati untuk pertama kalinya.
Keesokkannya kau
tersenyum padaku. Aku pun hanya membalas dengan senyum sekilas dan mengalihkan
pandanganku. Dahulu senyummu yang seperti itu membuatku senang, tapi saat ini
senyummu membuat dadaku terasa sakit dan sesak. Setiap pagi, sebelum sampai ke
kelasku, aku harus melewati beberapa kelas dahulu. Kebetulan aku memang selalu
melawati kelas 9-C. Saat aku lewat, ada seorang cowok yang menyapaku dengan
senyum manisnya. Kau tahu siapa cowok itu? Dia adalah adik kembarmu! Dia yang
malah sering menyapaku setiap pagi saat aku lewat depan kelasnya. Kenapa bukan
dirimu?
Saat hari sabtu,
siswa SMPN 12 Depok memang dijadwalkan pulang sekolah jam 10, setelah
membersihkan kelas. Temanku, Tutik, menyerahkan selembaran padaku. Katanya aku
harus menyerahkan kertas ini ke ketua kelas dan ketua kelasnya adalah kamu.
Kebetulan kamu baru saja meninggalkan kelas dan menuju parkiran sepeda. Tutik
menitipkan kertas itu padaku karena aku keluar gerbang sekolah melewati
parkiran sepeda. Katanya sih sekalian. Tutik belum mau pulang karena mau
pacaran dulu.
Akhirnya aku pun
berjalan ke parkiran sepeda. Untung saja dirimu belum pulang. Aku langsung
memanggilmu. Tapi yang menoleh adalah adik kembarmu dan dia yang berjalan
menghampiriku. Dia bilang, “Eh Hani, ada apa?”. Aku pun menjawab, “Ini ada
kertas selembaran. Katanya harus dikasih ke ketua kelas...”. Dia berkata, “Oh,
sini. Biar aku yang ngasih. Kamu baru mau pulang ya?”. Aku hanya menganggukkan
kepalaku dan pamit pulang. Kau tahu saat itu aku kesal. Kenapa yang menoleh dan
menghampiriku itu adik kembarmu? Kenapa bukan kamu? Kenapa yang bersikap baik
padaku malah dia? Kenapa bukan kamu??
Kenapa kau
bilang padaku cewek yang waktu itu adalah pacarmu padahal bukan? Aku tahu hal
ini karena ada temanku yang sekelas dengan cewek itu. Kenapa kau seperti itu?
Sejak saat-saat itu, aku mulai menjaga jarak denganmu. Aku tidak ingin terlalu
dekat dengamu. Aku tidak ingin dadaku semakin terasa sakit hanya karena kamu.
Tapi mungkin ini
ketidak warasan dari rasa yang disebut cinta. Aku malah semakin menyukaimu. Aku
ikut sedih saat nilai pelajaranmu buruk. Aku masih ikut tersenyum saat kau membuat
candaan walaupun candaan itu bukan untukku. Aku pun masih memperhatikan tingkah
lakumu. Ya ampun...
Rasaku ini hanya
aku sendiri yang mengetahuinya. Aku tidak pernah menceritakan hal ini pada
siapapun. Bahkan teman sebangkuku pun aku nggak pernah cerita tentang hal ini.
Itu karena aku tidak bisa menceritakan hal ini. Kalau ditanya kenapa, aku pun
akan menjawab tidak tahu.
2004-2012. Sudah
tujuh tahun lamanya tapi aku masih juga berusaha untuk tidak memikirkanmu. Ya,
kau tidak bisa aku lupakan karena kau adalah seseorang yang spesial dalam
hidupku. Bodohnya aku yang selalu menunggumu. Setelah lulus SMP pun, aku sudah
tidak tahu tentang keberadaanmu. Saat kelas 2 SMA, aku baru tahu kalau kau
masuk di SMKN 1 Depok. Hal itu membuat aku kepikiran tentang dirimu lagi. Lalu
saat aku kuliah semester 1, aku pulang naik bis. Saat ingin turun dari bis, aku
turun lewat pintu belakang. Sekilas aku melihatmu duduk dekat pintu bis. Aku
bingung, itu dirimu atau adik kembarmu. Hal itu juga yang membuat aku kepikiran
tentang dirimu lagi. Kau membuatku tidak peka dengan perasaan seseorang yang
sudah mencintaiku. Bakhan seseorang itu sudah bersama cewek lain.
Walaupun seperti
itu, aku pernah punya pacar waktu kelas 1 SMA. Tapi aku memutuskan pacarku itu
hanya karena aku masih memikirkanmu dan aku takut kalau kau tahu kalau aku
sudah punya pacar. Gila banget kan? Siapa sih dirimu sampai-sampai kau buat aku
seperti ini? Padahal kau tidak terlalu tampan, kau tidak terlalu pintar, kau
tidak terlalu tinggi, tapi kenapa hanya dirimu yang membuat aku sampai seperti
ini?
Lelah aku
seperti ini. terus memikirkanmu. Mengharap suatu saat nanti aku akan bertemu
kamu kembali dan menginginkanmu untuk selamanya. Aku lelah mengkhayal hal itu
terus. Maafkan, aku kalau aku tidak bisa menunggumu lebih lama lagi! Aku juga
punya kehidupan yang tidak harus isinya semua tentang kamu. Aku juga ingin
merasakan cinta yang lain. Bukan hanya mengkhayal tentang kamu. Maafkan aku
karena aku ingin move on.
Terima kasih
untukmu karena dirimu, aku tahu tentang perasaan campur aduk yang disebut
cinta. Thank you very much for my first love, AS! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar