Rabu, April 25, 2012

FanFiction (EXO) : Eternally in Love # Part1

Part 2(end) >

Author : LuvDubu
Genre : Sweetly Love & Cruncy Friendship
Lenght : 1 of 2
Rating : Teenager
Main cast :
> Han EunSoo (My Imagine)
> Park ChanYeol


Support cast :
> Kang YongHwa (My Imagine)
> Wu Fan a.k.a. Kris
> Kim MinSeok a.k.a. Xiu Min
> Lu Han
> Do KyungSoo a.k.a. D.O.
> Kim Jong In a.k.a Kai
> Kim Joon Myeon a.k.a. SuHo
> Zhang Yixing a.k.a. Lay



Let’s reading >>>



EunSoo PoV

Ku buka jendela kamarku, membiarkan cahaya sang surya merasuki seluruh sudut ruang. Aku langsung berjalan ke kamar mandi karena sebentar lagi my Lovely Rapper akan datang. Setelah membenahi diri, aku pun berjalan ke ruang tamu menemui my Lovely Rapper yang sedang mengobrol dengan YongHwa, my bestfriend. Aku dan YongHwa tinggal di apartment yang sama tapi beda ruangan. Aku ruangan 105, YongHwa ruangan 106. Kadang-kadang YongHwa menginap ditempatku, aku pun sering menginap di tempatnya.

“Oppa~...” panggilku yang membuat si Lovely Rapper menolehkan kepalanya ke arahku.
“Jagiya~...” balasnya sambil berjalan kearahku dan memelukku. “Neomu yeppeoyo~...” katanya sambil mengecup keningku.
“EunSoo~yah... ChanYeol oppa... Aku balik ke tempatku dulu ya~... Aku seperti hama disini... Annyeong...” kata YongHwa sambil berjalan keluar.
“Annyeong...” kataku berbarengan dengan si Lovely Rapper.
“Jagiya~... A-Yo, kita keluar juga... Aku ingin mengunjungi tempat-tempat yang indah denganmu...” kata si Lovely Rapper sambil merangkul bahuku.
“Mau jalan-jalan kemana lagi? Kita sudah mengunjungi semua tempat yang indah-indah di Seoul ini...” kataku heran dengan sikap si Lovely Rapper.
“Kamu nggak mau jalan-jalan? Padahal aku baru menemukan tempat yang indah...” katanya pura-pura sedih.
“Aniyo, oppa... Kajja~... Kita mau kemana?” kataku menghiburnya.
“Kajja~... Nanti kau akan tahu...” katanya sambil menggandeng tanganku.


“Oppa~...” kataku kesal.
“Ne, jagiya~...?” tanyanya sambil menatapku.
“Kita sudah mengunjungi tempat ini hampir lima belas kali...” kataku sambil melihat sekeliling suasana di Lotte World.
“Jinjjayo? Tapi aku merasa kita baru mengunjungi tempat ini... Kamu perhatian ya? Sampai-sampai kamu ingat kita sudah ketempat ini sampai lima belas kali...” katanya sambil memegang kedua pipiku.
“Bahkan aku sudah hapal siapa saja nama orang-orang berjualan di tempat ini...” kataku sambil menggembungkan kedua pipiku.

Entah kenapa si Lovely Rapper ini sangat menyukai tempat ini. Wahana yang selalu kami naiki pertama kali adalah kincir angin. Tapi walaupun aku sudah sering menaiki wahana ini, hatiku selalu berdegup kencang saat duduk dihadapannya. Lovely Rapper, kau memang selalu mempesona!

“Jagiya~... Aku bisa melihat hal-hal yang jauh dari sini.....”
“Bahkan aku sampai bisa melihat rumahku dari sini...” kataku melanjutkan perkataannya yang sudah sangat sering Lovely Rapper ucapkan setiap kali naik wahana ini.
“Wah... Kamu sampai hapal perkataanku...” katanya terkesima.
“Karena aku selalu memperhatikanmu, oppa...” kataku sambil tersenyum manis. Si Lovely Rapper langsung mengusap kepalaku.

Setelah mencoba beberapa wahana, Lovely Rapper pergi ke toilet dan meninggalkanku di dekat air mancur. Tak lama kemudian ada seorang anak kecil yang menghampiriku sambil memberikan sebuah gulungan kertas warna biru. Setelah menerima gulungan kertas itu, anak kecil itu langsung berlari entah kemana. Aku membuka gulungan kertas itu.

Maju lima belas langkah dan temui ahjumma penjual mawar merah

Itulah tulisan yang tertulis rapi di kertas yang sedang kupegang ini. Aku pun melakukan instruksi itu. Sampailah aku di depan ahjumma penjual mawar. Tanpa mengatakan apapun, ahjumma itu langsung memberi sebucket  mawar merah sebanyak lima belas tangkai dengan sebuah kartu ucapan yang terselip didalamnya.

Maju dua puluh lima langkah kekanan dan temui ahjussi penjual coklat

Itulah tulisan yang tertulis dengan tinta emas di kartu ucapan bergambar teddy bear. Aku pun mengikuti instruksi itu lagi dan sampailah aku di depan ahjussi penjual coklat. Sama seperti tadi, ahjussi itu langsung memberikanku sepack coklat yang bertuliskan E & C diatas coklat batangan ini. Ahjussi itu memberikanku secarik kertas berwarna perak.

Ikutilah anak kecil yang akan menarik tanganmu sesaat lagi

Anak kecil yang tadi kutemui langsung menarikku. Aku pun ikut berlari saat anak kecil ini berlari dengan cepat. Tiba-tiba anak kecil itu berhenti dan berlari meninggalkanku. Tanpa sadar aku berdiri di tengah balon berwarna-warni berbentuk hati. Tertulis kata ‘SARANGHAEYO’ disetiap balon.

“Saranghaeyo, nae EunSoo...” kata seseorang yang tiba-tiba berdiri dibelakangku. Aku pun langsung menoleh kebelakang.
“Eotteoke?” kata si Lovely Rapper sambil tersenyum manis. Tanpa berkata-kata lagi, aku langsung memeluknya dengan erat.

EunSoo PoV eNd



ChanYeol PoV

Hari ini tepat hari 5th Anniversary-ku dengan EunSoo. Aku akan membawanya ke Lotte World. Mungkin dia akan bertanya-tanya kenapa aku selalu membawanya ke tempat itu. Menurutku tempat ini sangat istimewa. Ditempat ini tersimpan banyak kenangan bagi kami. Aku pun sudah menyiapkan kejutan untukknya di tengah halaman Lotte World.

“Jagiya~... Aku mau ke toilet dulu... Kamu tunggu disini ya!” kataku sambil mengerlingkan mataku sambil meninggalkannya di tempat duduk dekat air mancur.
“Jangan lama-lama ya, oppa~...” katanya sambil tersenyum. Manisnya!

Aku langsung menjalankan semua rencana yang telah ku persiapkan. Aku menyuruh sepupuku yang masih kecil untuk memberikan gulungan kertas warna biru ke EunSoo. Setelah memberikan itu, JiSeok, sepupuku langsung berlari kearahku. Seperti dugaanku, EunSoo pun langsung menjalankan instruksi yang kuberikan. Akhirnya EunSoo sampai di tengah balon yang kususun berbentuk hati.

“Saranghaeyo, nae EunSoo...” kataku sambil berdiri dibelakangnya. EunSoo pun langsung menoleh kebelakang.
“Eotteoke?” kataku sambil tersenyum manis. Tanpa berkata-kata lagi, EunSoo langsung memelukku dengan erat. Itu artinya rencanaku berhasil. Aku pun membalas pelukannya.


Tiga bulan kemudian...

Handphoneku bergetar saat aku baru ingin mengambil kunci motorku di dekat vas bunga. Aku langsung mengecek handphoneku. Ternyata ada pesan masuk dari EunSoo.

Oppa, hari ini tdk usah menjmptku d kmpus..
Aku mw jln sma tmen2ku..
Gwaencanayo?
From : My EunSoo

Kuketik balasan pesan EunSoo.

Gwaencana, jagiya.. ^^
Sent : My EunSoo

Dengan menekan tombol hijau, pesan itu pun terkirim. Walaupun aku sudah berpacaran lama dengannya, aku tidak terlalu mengekangnya karena kami berdua masih ingin punya privasi. Ahh... Aku bingung sekarang ingin melakukan apa.

I need you and you want me, jiguran i byeoreseo~... Every, every, everyday naega mandeun History~...

Handphoneku berdering menandakan ada panggilan masuk. Aku langsung menjawab panggilan itu.

“Yeoboseyo~...”
“...”
“Siapa aja?”
“...”
“OkKey, aku akan segera kesana... Annyeong!” kataku sambil mengakhiri panggilan.

Barusan XiuMin, nae chingu, mengajakku bermain basket. Kebetulan banget! Jadinya aku nggak bingung harus melakukan apa. Sambil menyambar kunci motorku, aku langsung mengendarai motorku ke tempat XiuMin berada. Sesampainya disana, aku melihat beberapa temanku yang sudah berada di lapangan basket.

“ChanYeol~ah... Kau datang juga! Minggu besok kita mau sparing sama teman sepupunya Kris hyung. Kamu mau ikut?” tanya XiuMin.
“Boleh juga! Aku ikut... Siapa aja yang ikut?” tanyaku balik.
“LuHan, SuHo, Kris hyung, Kai, D.O...” kata XiuMin sambil mengingat-ingat.
“OkKey...” kataku sambil mengacungkan jempol tangan kananku.
“Besok kita mulai latihan dari jam 3 sore sampai jam 6 sore...”
“Baiklah... Aku tidak akan datang telat...” kataku sambil mulai mendribble bola basket yang barusan dilemparkan Kai kearahku.

Setelah selesai latihan, aku langsung pulang kerumah dan membersihkan diriku yang berkeringat ini. Sambil membuka web, aku pun menelpon EunSoo. Sudah tujuh kali aku menelponnya, tapi panggilanku tidak juga dia angkat. Aku pun mencoba mencoba menelpon YongHwa.

“Yeoboseyo...” kata seorang yeoja di seberang telpon.
“Yeoboseyo, YongHwa~yah... Apa EunSoo sedang bersamamu? Daritadi aku menelponnya tapi tidak diangkat...”
“Sepertinya dia sudah tidur. Soalnya tadi dia terlihat lelah... Apa oppa ingin aku membangunkannya?” tanya YongHwa.
“Aniyo... Mianhaeyo, kalau aku sudah mengganggumu... Annyeong...”
“Annyeong...” kata YongHwa mengakhiri panggilan.

Kang YongHwa. Dia adalah seorang yeoja yang baik dan manis. Aku heran kenapa namanya seperti nama seorang namja. Yeoja seperti dia punya nama yang begitu manly. Gara-gara namanya itu, aku sempat mengira EunSoo menduakanku karena EunSoo selalu bilang dia pernah menginap di tempat YongHwa. Ternyata YongHwa adalah seorang yeoja.

ChanYeol PoV eNd



Author PoV


7 missed calls

Itu kalimat yang tertera di layar handphone EunSoo saat baru mengecek pagi ini. Semua panggilan itu dari namjachingunya, ChanYeol. EunSoo pun langsung menelpon namjachingu-nya itu. Tidak perlu menunggu lama, panggilannya pun tersambung.

“Yeoboseyo...” kata EunSoo dengan lembut.
“Ne, yeoboseyo... Nuguseyo?” kata ChanYeol dengan malas.
“Oppa baru bangun tidur ya? Kalau begitu nanti aku telpon lagi ya...” kata EunSoo hendak mengakhiri panggilan.
“Mwo? Jagiya~... Mianhaeyo... Kau bangun pagi sekali?” kata ChanYeol terkejut.
“Pagi sekali?? Ini sudah jam sembilan, oppa...” kata EunSoo menahan tawanya.
“Jinjjayo?” kata ChanYeol sambil melihat jam dinding di kamarnya. “Aigoo... Aku kesiangan...” kata ChanYeol sambil menepuk keningnya.
“Belum telat kok... Hari ini oppa kan kuliah jam sebelas...” kata EunSoo mengingatkan.
“Ne... Jagiya, aku siap-siap dulu ya... Mau berangkat kuliah. Nanti aku akan menelponmu. Annyeong~...”
“Annyeong~...”

EunSoo pun siap-siap untuk pergi kuliah juga. Dengan mengenakan kaos biru yang dibalut jaket putih lengan panjang dengan bawahan celana jeans, EunSoo melangkahkan kakinya keluar apartmentnya. Ternyata YongHwa juga keluar dari apartmentnya. Akhirnya EunSoo dan YongHwa berangkat bareng ke kampus karena kampus mereka sama tapi beda jurusan. Saat sedang di kampus, ChanYeol menelpon EunSoo bahwa nanti sore dia akan latihan basket ditempat biasa dengan teman-temannya. EunSoo bilang dia akan datang melihat ChanYeol latihan basket karena hari ini dosen pelajaran terakhirnya tidak masuk. ChanYeol bilang dia akan menjemput EunSoo di depan kampusnya EunSoo.

“Oppa...” kata EunSoo sambil melambaikan tangannya saat melihat ChanYeol berdiri di dekat gerbang kampusnya.
“Jagiya~... Palli...” kata ChanYeol dengan gaya aegyo-nya.
“Ne, oppa~... A-Yo, kita ke lapangan basket...” kata EunSoo sambil mengenakan helm yang diberikan ChanYeol.

Sesampainya di lapangan basket, hanya ada XiuMin, LuHan dan D.O saja yang sedang latihan basket. ChanYeol langsung menghampiri XiuMin sedangkan EunSoo duduk di pinggir lapangan.

“Hyung, yang lain pada kemana?” tanya ChanYeol sambil menepuk pundak XiuMin.
“Mollayo... Mereka belum ngasih kabar...” kata XiuMin sambil mendribble bola basket dan melempar bola itu ke ring basket.
“Wah, ada EunSoo... Annyeonghaseyo, EunSoo~yah...” kata D.O menghampiri EunSoo.
“Annyeonghaseyo, D.O oppa...” kata EunSoo membalas sapaan D.O.
“Kau belum bosan dengan ChanYeol??” tanya LuHan.
“Waeyo?” tanya EunSoo bingung.
“Karena aku akan menunggumu sampai kau bosan dengan si Lovely Rapper itu...” kata LuHan sambil mengerlingkan mata kanannya.
“Ne, aku juga akan menunggumu...” tambah D.O.
“Eotteoke?” tanya LuHan dan D.O berbarengan.
“Apanya yang bagaimana?” kata ChanYeol kesal sambil menarik kerah belakang LuHan dan D.O.
“Soalnya aku iri padamu. Darimana kau bisa dapat yeoja seperti dia?” kata LuHan sambil membenarkan bajunya.
“Ne, hyung... EunSoo itu tipe yeoja yang kucari selama ini...” kata D.O menambahi.
“Annyeonghaseyo...” kata Kris, SuHo dan Kai yang baru memasuki lapangan basket.
“Annyeonghaseyo... Kenapa kalian baru datang?” tanya XiuMin heran.
“Barusan mobilnya Kris hyung mogok dan harus dibawa ke bengkel...” kata Kai menerangkan.
“Geurae... Sekarang ganti baju kalian, habis itu kita langsung latihan, arasseo?” tanya XiuMin.
“Ne... Arasseo!!!” kata semuanya serempak.

Setelah ganti baju untuk latihan, mereka langsung latihan basket. EunSoo hanya menonton latihan itu sambil sesekali tersenyum melihat tingkah namja-namja yang pada suka bercanda itu. Saat ditengah-tengah latihan, handphone EunSoo berdering yang menandakan ada panggilan masuk. Setelah menerima panggilan itu, EunSoo langsung menghampiri ChanYeol.

“Oppa~...” seru EunSoo saat para namja ini sedang beristirahat.
“Ne, jagiya~... Waeyo?” tanya ChanYeol heran.
“Mianhaeyo, oppa... Aku tidak bisa menemani oppa sampai selesai latihan. Aku ingin menemui temanku sekarang...” kata EunSoo sambil membenarkan tali tasnya.
“Aku akan mengantarmu...” kata ChanYeol hendak berdiri.
“Aniyo, oppa... Oppa tidak usah mengantarku. Oppa lanjutkan saja latihannya...”
“Keudae... gwaencanayo?” tanya ChanYeol khawatir.
“Gwaencana...! Aku bisa jaga diri kok... Annyeong, oppadeul...”


Dua bulan kemudian...

“Oppa, besok aku mau pergi ke Cheungcheongbuk... Ada tugas praktek dari kampus...” kata EunSoo saat pergi keluar dengan ChanYeol ke pusat perbelanjaan di malam hari.
“Mwo?? Berapa lama?” tanya ChanYeol.
“Dua minggu...” kata EunSoo sambil menundukkan kepalanya.
“Lama ya... Jagiya, sepertinya kau kedinginan... Pakai ini...” kata ChanYeol sambil melepas syal-nya dan memakaikannya ke leher EunSoo.
“Oppa...” kata EunSoo kaget.
“Gwaencana... Yang penting kamu nggak kedinginan... A-Yo, aku antar kamu pulang! Besok kan kamu mau pergi keluar kota, jadi malam ini kamu harus istirahat dengan cukup...” kata ChanYeol sambil merangkul bahu EunSoo. EunSoo hanya tersenyum dengan perlakuan namjachingu-nya ini.

Author PoV eNd



ChanYeol PoV

Sebulan ini aku jarang bertemu EunSoo, My Lovely Girl. Aku sibuk dengan latihan basket dan tugas akhir kuliahku karena sebentar lagi aku akan lulus dan diwisuda. Sedangkan EunSoo sibuk dengan tugas-tugas dan praktek lapangannya itu. Berkomunikasi pun juga sudah jarang.

“ChanYeol~ah, waeyo? Dari tadi kulihat kau melamun terus. Mworago?” tanya Kris sambil menepuk pundakku.
“Oh, hyung... Amogeotdo aniya, hyung...” kataku menghindar.
“Jeongmalyo?” tanya Kris tidak percaya. Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“Hyung...! Bukannya hyung pergi ke toko buku dengan EunSoo?” tanya Kai yang tiba-tiba muncul.
“Aniyo, daritadi aku disini. Waeyo?” tanyaku bingung.
“Barusan aku lewatin toko buku. Sekilas aku lihat EunSoo dengan seorang namja. Aku kira namja itu hyung...” kata Kai menjelaskan.
“Itu temannya EunSoo. Tadi EunSoo bilang dia ingin pergi dengan temannya...” kataku memberitahu Kai.
“Ouwh...” kata Kai mengerti.


Malam pun tiba. Aku membuka handphoneku sambil berdiri di beranda kamarku. Setelah menemukan kontak yang kucari, aku pun menekan tombol hijau dan menghubungi nomor itu.

“Yeoboseyo, oppa~...” kata seorang yeoja diseberang sana.
“Yeoboseyo, jagiya~... Mwohaeyo?” tanyaku lembut.
“Lagi mikirin oppa... Hehehe... Aku baru selesai ngerjain salah satu tugasku... Oppa?” katanya dengan merdu.
“Oppa juga lagi mikirin kamu... Bogosippeoyo...” kataku menggodanya.
“Na do bogosippeoyo, oppa...”
“Jagiya~, besok nonton latihan basket nggak?”
“Mianhaeyo, oppa... Aku mau ke toko buku. Ada buku yang ingin aku cari...”
“Bukannya tadi sore kamu ke toko buku?” tanyaku heran.
“Siapa yang bilang?” katanya kaget.
“Kata Kai. Dia bilang dia ngeliat kamu di toko buku sama seorang namja...”
“Ouwh... Memang tadi aku ke toko buku, tapi katanya buku yang ku cari baru akan datang besok. Jadi besok aku mau ke toko buku lagi...”
“Baiklah... Kalau boleh tahu, siapa...”
“Oppa, mianhaeyo... Eomma menelponku... Chakkaman...” kata EunSoo sambil menerima panggilan dari eomma-nya. EunSoo berbicara padaku lagi setelah selesai menerima telepon.
“Tadi oppa mau bicara apa?” tanyanya.
“Ah, aniya... Cepatlah kamu tidur! Biar kamu nggak sakit... Annyeonghi jumuseyo, jagiya~...”
“Ne, oppa... Annyeonghi jumuseyo~...” katanya sambil memutuskan panggilan.

Sudah seminggu ini, aku sering mendengar kalau EunSoo suka jalan dengan namja yang sama. Dan namja itu bukan aku. Aku pernah melihat namja itu, tapi aku hanya melihat punggungnya saja. Itu juga aku lihat dari foto yang diambil oleh XiuMin, tiga hari yang lalu. Aku ingin menanyakan hal ini secara langsung tapi aku jarang bertemu dengannya. YongHwa pun juga jarang bertemu EunSoo sejak EunSoo jalan dengan namja itu. Kata YongHwa, EunSoo pernah pulang tengah malam. Siapa namja itu? Dan kenapa EunSoo tidak pernah cerita kepadaku?

“HYUNG!!!!!!”
“Mwo?” kataku tersadar dari lamunanku.
“Aish... Daritadi aku teriak-teriak memanggil hyung... Hyung tidak dengar?” kata Kai menahan emosi.
“Aniyo... Memangnya ada apa?” tanyaku santai.

PLETAK!!!

“Waeyo?” tanyaku pada LuHan yang tiba-tiba menyentil keningku dengan keras.
“Tadi Kai lagi ngejelasin strategi tim basket kita, tapi kamu malah melamun kayak gitu... Bukannya tadi kamu yang minta Kai buat ngejelasin, huuh???” kata LuHan yang emosi duluan.
“Mianhaeyo, Kai~yah... Aku lagi kepikiran sama EunSoo...” kataku dengan lesu.
“Pasti tentang si namja misterius itu ya?” kata Kai menebak. Aku hanya menganggukkan kepalaku, mengiyakan perkataan Kai.
“Belum tanya ke EunSoo???” tanya LuHan. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Mereka berdua hanya menghela napas bersamaan.

I need you and you want me, jiguran i byeoreseo~... Every, every, everyday naega mandeun History~...

Handphoneku berdering menandakan ada panggilan masuk. Aku langsung menjawab panggilan itu.

“Yeoboseyo, oppa~...” kata seorang yeoja diseberang sana.
“Yeoboseyo... Nuguseyo?” tanyaku karena nomor ini belum ada namanya.
“Nan EunSoo imnida, oppa~... Aku menelpon dari telepon umum dekat kampus...”
“Jagiya~??”
“Handphone-ku rusak waktu aku  duduk di halte bus. Temanku mengagetkanku terus handphoneku terlempar ke jalan dan kelindes bus yang tiba di depan halte...”
“Pantes aja nomormu nggak aktif...”
“Aku nggak tahu kapan akan beli handphone lagi. Tapi kalau oppa ingin menemuiku, oppa datang saja ke apartment-ku. Soalnya minggu-minggu ini lagi jarang ada tugas...”
“Baiklah, besok aku akan ke apartmentmu...” kataku dengan senang.
“Aku juga ikut ya...” kata Kai memohon.
“Ne, aku juga mau ikut...” kata LuHan memasang tampang yang sama kayak Kai.
“Ne, oppadeul boleh main juga kok...” kata EunSoo menjawab perkataan Kai dan LuHan.  “Gwaencanayo, oppa?” tanya EunSoo.
“Ne, gwaencana...” kataku lemas.
“Geurae... Annyeong, oppa~...” kata EunSoo mengakhiri panggilannya.
“Annyeong...”

ChanYeol PoV eNd



EunSoo PoV

Wah, apartment-ku ramai banget.! Ada ChanYeol dan kawan-kawannya. ChanYeol dan Kai sedang bermain game. LuHan dan Kris sedang bermain catur(?). Sedangkan XiuMin dan D.O sedang membantuku memasak di dapur. SuHo tidak datang kemari karena dia belum pulang kuliah.

“Kamu tinggal sendirian disini?” tanya D.O.
“Ne... Waeyo, oppa?” tanyaku balik.
“Aniyo.. Aku hanya berfikir bagaimana yeoja sepertimu tinggal di apartment yang luas seperti ini... Kau tidak kesepian?” kata D.O sambil mengaduk sup di panci yang ada di atas kompor.
“Kadang-kadang...” jawabku asal.
“Aku bisa menemanimu setiap hari, eottae...?” tanya XiuMin dengan imutnya.
“Ne, aku juga bisa menemanimu setiap hari...” kata D.O yang tak kalah imutnya. Hal ini membuatku tersipu.
“XiuMin hyung~... D.O~yah... Jangan macam-macam dengan yeojachingu-ku...!” kata ChanYeol sedikit berteriak disela-sela saat tanding games dengan Kai.
“Fokuskan saja dirimu. Jangan sampai kalah dari Kai...” kata D.O sambil menahan tawanya.
“Aku tidak macam-macam. Hanya semacam saja...” kata XiuMin yang ikut menahan tawanya.

“Hei... Kalian! Jangan berisik!!!” kata Kris dan LuHan berbarengan.

“XiuMin oppa, D.O oppa, aku tinggal dulu, ya! Aku mau ke kamarku sebentar...” kataku sambil berjalan meninggalkan dua manusia ini. Sebenarnya aku pergi ke kamarku untuk menjawab panggilan di handphone yang bergetar terus daritadi. Setelah menutup pintu kamarku, aku langsung menjawab panggilan itu.

“Yeoboseyo, Lay~ssi...” kataku sopan.
“Yeoboseyo, EunSoo~yah... Kenapa kamu belum datang? Jadi tidak?” tanyanya khawatir.
“Sekarang ada banyak tamu di tempatku. Mungkin jam 4 mereka akan pulang karena mau latihan basket. Aku akan ke tempatmu jam setengah lima...” kataku menjelaskan.
“Baiklah aku akan menjemputmu jam 4.20...”
“Tidak usah repot-repot menjemputku...”
“Gwaencana... Ini untuk kebaikanmu...”
“Baiklah... Annyeong...”
“Annyeong...”

Setelah menutup telepon, aku langsung pergi kedapur lagi. Seperti perkiraanku, ChanYeol dan kawan-kawanya pamit pulang jam 4 sore karena ingin latihan basket.

“Jagiya~, aku pamit dulu ya! Jaga dirimu baik-baik!” kata ChanYeol sambil mengelus kepalaku. Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“Jagiya~, kami pamit juga ya... Annyeong...” kata XiuMin, D.O, Kai, Kris dan LuHan berbarengan.
“Siapa yang kalian maksud, hah?!” kata ChanYeol kesal. Aku hanya tertawa kecil.
“Gwaencana, oppa...” kataku sambil tersenyum.
“Apanya yang tidak apa-apa?!” kata ChanYeol sambil mengerucutkan bibirnya.
“Don’t be angry! I’m yours~...” kataku sambil mencium pipi kanan ChanYeol dengan cepat. ChanYeol langsung terkejut dan menoleh padaku.
“Yang sebelah kiri belum...” katanya manja.
“Ehem...!” kata XiuMin sambil menarik kerah belakang baju ChanYeol seperti ingin mengangkat anak kucing.
“A-Yo, kita latihan!” kata LuHan semangat. Mereka pun berjalan pergi meninggalkanku. Lima belas menit kemudian, aku meninggalkan apartmentku dan berjalan menuju pinggir jalan depan apartment.


“EunSoo~yah!”


Aku merasa ada yang memanggilku tapi aku tidak melihat seorang pun di sekelilingku. Mungkin hanya halusinasiku saja.


“EunSoo~yah!”


Aku pun menoleh kearah sumber suara tapi aku tidak melihat seorang di sekelilingku. Nuguseyo? Kurasa tadi suara namja. Aku terlonjak kaget saat ada seseorang menepuk pundak kananku dari belakang.

“Waeyo? Apa aku mengagetkanmu?” tanya seseorang itu dengan lembut. Aku langsung membalikkan tubuhku dan mendapati sosok namja dibelakangku.
“Lay~ssi...” kataku sambil menepuk-nepuk dadaku karena kaget.
“Waeyo?” tanyanya bingung.
“Aniyo... Tadi ada seseorang yang memanggilku tapi aku tidak melihat seorang pun disini...”
“Jinjjayo? Apakah tempat ini ada hantunya?” tanya Lay sambil melihat sekeliling.
“Mollayo...”
“Geurae... A-Yo, kita pergi! Mobilku aku parkirkan di depan cafe itu...” kata Lay sambil menunjuk Cafe berwarna hijau yang ada di depan jalan.
“Kenapa kamu memarkirkan mobilmu disana?”
“Aku ingin jalan berdua denganmu...” goda Lay.
“Mwo?!” kataku kaget.
“Lihatlah! Kita seperti pasangan kekasih, ya?” tanya Lay sambil merangkul pundakku.
“Lay~ssi...” kataku menggembungkan pipiku sambil melepas rangkulannya Lay.
“Neomu aegyo~...” kata Lay sambil memegang kedua pipiku.
“Lay~ssi...” kataku kesal.
“Ne... ne... Kajja!” kata Lay sambil mengandeng tanganku. Aku merasa ada yang mengawasiku. Keudae, nuguseyo?

EunSoo PoV end


TBC
>>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar