Author : LuvDubu
Genre : Sweetly Love & Cruncy Friendship
Lenght : 1 of 2
Rating : Teenager
Main cast :
> Han EunSoo (My Imagine)
> Park ChanYeol
> Kang YongHwa (My Imagine)
> Wu Fan a.k.a. Kris
> Kim MinSeok a.k.a. Xiu Min
> Lu Han
> Do KyungSoo a.k.a. D.O.
> Kim Jong In a.k.a Kai
> Kim Joon Myeon a.k.a. SuHo
> Zhang Yixing a.k.a. Lay
Let’s reading >>>
EunSoo PoV
Ku buka jendela kamarku, membiarkan cahaya sang surya merasuki seluruh
sudut ruang. Aku langsung berjalan ke kamar mandi karena sebentar lagi my Lovely Rapper akan datang. Setelah
membenahi diri, aku pun berjalan ke ruang tamu menemui my Lovely Rapper yang sedang mengobrol dengan YongHwa, my bestfriend.
Aku dan YongHwa tinggal di apartment yang sama tapi beda ruangan. Aku ruangan
105, YongHwa ruangan 106. Kadang-kadang YongHwa menginap ditempatku, aku pun
sering menginap di tempatnya.
“Oppa~...” panggilku yang membuat si Lovely
Rapper menolehkan kepalanya ke arahku.
“Jagiya~...” balasnya sambil berjalan kearahku dan memelukku. “Neomu
yeppeoyo~...” katanya sambil mengecup keningku.
“EunSoo~yah... ChanYeol oppa... Aku balik ke tempatku dulu ya~... Aku
seperti hama disini... Annyeong...” kata YongHwa sambil berjalan keluar.
“Annyeong...” kataku berbarengan dengan si Lovely Rapper.
“Jagiya~... A-Yo, kita keluar juga... Aku ingin mengunjungi tempat-tempat
yang indah denganmu...” kata si Lovely
Rapper sambil merangkul bahuku.
“Mau jalan-jalan kemana lagi? Kita sudah mengunjungi semua tempat yang
indah-indah di Seoul ini...” kataku heran dengan sikap si Lovely Rapper.
“Kamu nggak mau jalan-jalan? Padahal aku baru menemukan tempat yang
indah...” katanya pura-pura sedih.
“Aniyo, oppa... Kajja~... Kita mau kemana?” kataku menghiburnya.
“Kajja~... Nanti kau akan tahu...” katanya sambil menggandeng tanganku.
“Oppa~...” kataku kesal.
“Ne, jagiya~...?” tanyanya sambil menatapku.
“Kita sudah mengunjungi tempat ini hampir lima belas kali...” kataku sambil
melihat sekeliling suasana di Lotte World.
“Jinjjayo? Tapi aku merasa kita baru mengunjungi tempat ini... Kamu
perhatian ya? Sampai-sampai kamu ingat kita sudah ketempat ini sampai lima
belas kali...” katanya sambil memegang kedua pipiku.
“Bahkan aku sudah hapal siapa saja nama orang-orang berjualan di tempat
ini...” kataku sambil menggembungkan kedua pipiku.
Entah kenapa si Lovely Rapper ini
sangat menyukai tempat ini. Wahana yang selalu kami naiki pertama kali adalah
kincir angin. Tapi walaupun aku sudah sering menaiki wahana ini, hatiku selalu
berdegup kencang saat duduk dihadapannya. Lovely
Rapper, kau memang selalu mempesona!
“Jagiya~... Aku bisa melihat hal-hal yang jauh dari sini.....”
“Bahkan aku sampai bisa melihat rumahku dari sini...” kataku melanjutkan
perkataannya yang sudah sangat sering Lovely
Rapper ucapkan setiap kali naik wahana ini.
“Wah... Kamu sampai hapal perkataanku...” katanya terkesima.
“Karena aku selalu memperhatikanmu, oppa...” kataku sambil tersenyum manis.
Si Lovely Rapper langsung mengusap
kepalaku.
Setelah mencoba beberapa wahana, Lovely
Rapper pergi ke toilet dan meninggalkanku di dekat air mancur. Tak lama
kemudian ada seorang anak kecil yang menghampiriku sambil memberikan sebuah
gulungan kertas warna biru. Setelah menerima gulungan kertas itu, anak kecil
itu langsung berlari entah kemana. Aku membuka gulungan kertas itu.
Maju lima belas langkah dan temui ahjumma
penjual mawar merah
Itulah tulisan yang tertulis rapi di kertas yang sedang kupegang ini. Aku
pun melakukan instruksi itu. Sampailah aku di depan ahjumma penjual mawar.
Tanpa mengatakan apapun, ahjumma itu langsung memberi sebucket mawar merah sebanyak lima belas tangkai
dengan sebuah kartu ucapan yang terselip didalamnya.
Maju dua puluh lima langkah kekanan dan
temui ahjussi penjual coklat
Itulah tulisan yang tertulis dengan tinta emas di kartu ucapan bergambar
teddy bear. Aku pun mengikuti instruksi itu lagi dan sampailah aku di depan
ahjussi penjual coklat. Sama seperti tadi, ahjussi itu langsung memberikanku
sepack coklat yang bertuliskan E & C diatas coklat batangan ini. Ahjussi
itu memberikanku secarik kertas berwarna perak.
Ikutilah anak kecil yang akan menarik
tanganmu sesaat lagi
Anak kecil yang tadi kutemui langsung menarikku. Aku pun ikut berlari saat
anak kecil ini berlari dengan cepat. Tiba-tiba anak kecil itu berhenti dan
berlari meninggalkanku. Tanpa sadar aku berdiri di tengah balon berwarna-warni
berbentuk hati. Tertulis kata ‘SARANGHAEYO’ disetiap balon.
“Saranghaeyo, nae EunSoo...” kata seseorang yang tiba-tiba berdiri
dibelakangku. Aku pun langsung menoleh kebelakang.
“Eotteoke?” kata si Lovely Rapper
sambil tersenyum manis. Tanpa berkata-kata lagi, aku langsung memeluknya dengan
erat.
EunSoo PoV eNd
ChanYeol PoV
Hari ini tepat hari 5th Anniversary-ku dengan EunSoo. Aku akan membawanya
ke Lotte World. Mungkin dia akan bertanya-tanya kenapa aku selalu membawanya ke
tempat itu. Menurutku tempat ini sangat istimewa. Ditempat ini tersimpan banyak
kenangan bagi kami. Aku pun sudah menyiapkan kejutan untukknya di tengah
halaman Lotte World.
“Jagiya~... Aku mau ke toilet dulu... Kamu tunggu disini ya!” kataku sambil
mengerlingkan mataku sambil meninggalkannya di tempat duduk dekat air mancur.
“Jangan lama-lama ya, oppa~...” katanya sambil tersenyum. Manisnya!
Aku langsung menjalankan semua rencana yang telah ku persiapkan. Aku
menyuruh sepupuku yang masih kecil untuk memberikan gulungan kertas warna biru
ke EunSoo. Setelah memberikan itu, JiSeok, sepupuku langsung berlari kearahku. Seperti
dugaanku, EunSoo pun langsung menjalankan instruksi yang kuberikan. Akhirnya EunSoo
sampai di tengah balon yang kususun berbentuk hati.
“Saranghaeyo, nae EunSoo...” kataku sambil berdiri dibelakangnya. EunSoo
pun langsung menoleh kebelakang.
“Eotteoke?” kataku sambil tersenyum manis. Tanpa berkata-kata lagi, EunSoo
langsung memelukku dengan erat. Itu artinya rencanaku berhasil. Aku pun
membalas pelukannya.
Tiga bulan kemudian...
Handphoneku bergetar saat aku baru ingin mengambil kunci motorku di dekat
vas bunga. Aku langsung mengecek handphoneku. Ternyata ada pesan masuk dari EunSoo.
Oppa, hari ini tdk usah menjmptku d
kmpus..
Aku mw jln sma tmen2ku..
Gwaencanayo?
From : My EunSoo
Kuketik balasan pesan EunSoo.
Gwaencana, jagiya.. ^^
Sent : My EunSoo
Dengan menekan tombol hijau, pesan itu pun terkirim. Walaupun aku sudah
berpacaran lama dengannya, aku tidak terlalu mengekangnya karena kami berdua
masih ingin punya privasi. Ahh... Aku bingung sekarang ingin melakukan apa.
I
need you and you want me, jiguran i byeoreseo~... Every, every, everyday naega
mandeun History~...
Handphoneku berdering menandakan ada panggilan masuk. Aku langsung menjawab
panggilan itu.
“Yeoboseyo~...”
“...”
“Siapa aja?”
“...”
“OkKey, aku akan segera kesana... Annyeong!” kataku sambil mengakhiri
panggilan.
Barusan XiuMin, nae chingu, mengajakku bermain basket. Kebetulan banget!
Jadinya aku nggak bingung harus melakukan apa. Sambil menyambar kunci motorku,
aku langsung mengendarai motorku ke tempat XiuMin berada. Sesampainya disana,
aku melihat beberapa temanku yang sudah berada di lapangan basket.
“ChanYeol~ah... Kau datang juga! Minggu besok kita mau sparing sama teman
sepupunya Kris hyung. Kamu mau ikut?” tanya XiuMin.
“Boleh juga! Aku ikut... Siapa aja yang ikut?” tanyaku balik.
“LuHan, SuHo, Kris hyung, Kai, D.O...” kata XiuMin sambil mengingat-ingat.
“OkKey...” kataku sambil mengacungkan jempol tangan kananku.
“Besok kita mulai latihan dari jam 3 sore sampai jam 6 sore...”
“Baiklah... Aku tidak akan datang telat...” kataku sambil mulai mendribble
bola basket yang barusan dilemparkan Kai kearahku.
Setelah selesai latihan, aku langsung pulang kerumah dan membersihkan
diriku yang berkeringat ini. Sambil membuka web, aku pun menelpon EunSoo. Sudah
tujuh kali aku menelponnya, tapi panggilanku tidak juga dia angkat. Aku pun
mencoba mencoba menelpon YongHwa.
“Yeoboseyo...” kata seorang yeoja di seberang telpon.
“Yeoboseyo, YongHwa~yah... Apa EunSoo sedang bersamamu? Daritadi aku
menelponnya tapi tidak diangkat...”
“Sepertinya dia sudah tidur. Soalnya tadi dia terlihat lelah... Apa oppa
ingin aku membangunkannya?” tanya YongHwa.
“Aniyo... Mianhaeyo, kalau aku sudah mengganggumu... Annyeong...”
“Annyeong...” kata YongHwa mengakhiri panggilan.
Kang YongHwa. Dia adalah seorang yeoja yang baik dan manis. Aku heran
kenapa namanya seperti nama seorang namja. Yeoja seperti dia punya nama yang
begitu manly. Gara-gara namanya itu, aku sempat mengira EunSoo menduakanku
karena EunSoo selalu bilang dia pernah menginap di tempat YongHwa. Ternyata YongHwa
adalah seorang yeoja.
ChanYeol PoV eNd
Author PoV
7 missed calls
Itu kalimat yang tertera di layar handphone EunSoo saat baru mengecek pagi
ini. Semua panggilan itu dari namjachingunya, ChanYeol. EunSoo pun langsung
menelpon namjachingu-nya itu. Tidak perlu menunggu lama, panggilannya pun
tersambung.
“Yeoboseyo...” kata EunSoo dengan lembut.
“Ne, yeoboseyo... Nuguseyo?” kata ChanYeol dengan malas.
“Oppa baru bangun tidur ya? Kalau begitu nanti aku telpon lagi ya...” kata EunSoo
hendak mengakhiri panggilan.
“Mwo? Jagiya~... Mianhaeyo... Kau bangun pagi sekali?” kata ChanYeol
terkejut.
“Pagi sekali?? Ini sudah jam sembilan, oppa...” kata EunSoo menahan
tawanya.
“Jinjjayo?” kata ChanYeol sambil melihat jam dinding di kamarnya. “Aigoo...
Aku kesiangan...” kata ChanYeol sambil menepuk keningnya.
“Belum telat kok... Hari ini oppa kan kuliah jam sebelas...” kata EunSoo
mengingatkan.
“Ne... Jagiya, aku siap-siap dulu ya... Mau berangkat kuliah. Nanti aku
akan menelponmu. Annyeong~...”
“Annyeong~...”
EunSoo pun siap-siap untuk pergi kuliah juga. Dengan mengenakan kaos biru
yang dibalut jaket putih lengan panjang dengan bawahan celana jeans, EunSoo
melangkahkan kakinya keluar apartmentnya. Ternyata YongHwa juga keluar dari
apartmentnya. Akhirnya EunSoo dan YongHwa berangkat bareng ke kampus karena
kampus mereka sama tapi beda jurusan. Saat sedang di kampus, ChanYeol menelpon EunSoo
bahwa nanti sore dia akan latihan basket ditempat biasa dengan teman-temannya. EunSoo
bilang dia akan datang melihat ChanYeol latihan basket karena hari ini dosen
pelajaran terakhirnya tidak masuk. ChanYeol bilang dia akan menjemput EunSoo di
depan kampusnya EunSoo.
“Oppa...” kata EunSoo sambil melambaikan tangannya saat melihat ChanYeol
berdiri di dekat gerbang kampusnya.
“Jagiya~... Palli...” kata ChanYeol dengan gaya aegyo-nya.
“Ne, oppa~... A-Yo, kita ke lapangan basket...” kata EunSoo sambil
mengenakan helm yang diberikan ChanYeol.
Sesampainya di lapangan basket, hanya ada XiuMin, LuHan dan D.O saja yang
sedang latihan basket. ChanYeol langsung menghampiri XiuMin sedangkan EunSoo
duduk di pinggir lapangan.
“Hyung, yang lain pada kemana?” tanya ChanYeol sambil menepuk pundak XiuMin.
“Mollayo... Mereka belum ngasih kabar...” kata XiuMin sambil mendribble
bola basket dan melempar bola itu ke ring basket.
“Wah, ada EunSoo... Annyeonghaseyo, EunSoo~yah...” kata D.O menghampiri EunSoo.
“Annyeonghaseyo, D.O oppa...” kata EunSoo membalas sapaan D.O.
“Kau belum bosan dengan ChanYeol??” tanya LuHan.
“Waeyo?” tanya EunSoo bingung.
“Karena aku akan menunggumu sampai kau bosan dengan si Lovely Rapper itu...” kata LuHan sambil mengerlingkan mata
kanannya.
“Ne, aku juga akan menunggumu...” tambah D.O.
“Eotteoke?” tanya LuHan dan D.O berbarengan.
“Apanya yang bagaimana?” kata ChanYeol kesal sambil menarik kerah belakang LuHan
dan D.O.
“Soalnya aku iri padamu. Darimana kau bisa dapat yeoja seperti dia?” kata LuHan
sambil membenarkan bajunya.
“Ne, hyung... EunSoo itu tipe yeoja yang kucari selama ini...” kata D.O
menambahi.
“Annyeonghaseyo...” kata Kris, SuHo dan Kai yang baru memasuki lapangan
basket.
“Annyeonghaseyo... Kenapa kalian baru datang?” tanya XiuMin heran.
“Barusan mobilnya Kris hyung mogok dan harus dibawa ke bengkel...” kata Kai
menerangkan.
“Geurae... Sekarang ganti baju kalian, habis itu kita langsung latihan,
arasseo?” tanya XiuMin.
“Ne... Arasseo!!!” kata semuanya serempak.
Setelah ganti baju untuk latihan, mereka langsung latihan basket. EunSoo
hanya menonton latihan itu sambil sesekali tersenyum melihat tingkah namja-namja
yang pada suka bercanda itu. Saat ditengah-tengah latihan, handphone EunSoo
berdering yang menandakan ada panggilan masuk. Setelah menerima panggilan itu, EunSoo
langsung menghampiri ChanYeol.
“Oppa~...” seru EunSoo saat para namja ini sedang beristirahat.
“Ne, jagiya~... Waeyo?” tanya ChanYeol heran.
“Mianhaeyo, oppa... Aku tidak bisa menemani oppa sampai selesai latihan. Aku
ingin menemui temanku sekarang...” kata EunSoo sambil membenarkan tali tasnya.
“Aku akan mengantarmu...” kata ChanYeol hendak berdiri.
“Aniyo, oppa... Oppa tidak usah mengantarku. Oppa lanjutkan saja
latihannya...”
“Keudae... gwaencanayo?” tanya ChanYeol khawatir.
“Gwaencana...! Aku bisa jaga diri kok... Annyeong, oppadeul...”
Dua bulan kemudian...
“Oppa, besok aku mau pergi ke Cheungcheongbuk... Ada tugas praktek dari
kampus...” kata EunSoo saat pergi keluar dengan ChanYeol ke pusat perbelanjaan
di malam hari.
“Mwo?? Berapa lama?” tanya ChanYeol.
“Dua minggu...” kata EunSoo sambil menundukkan kepalanya.
“Lama ya... Jagiya, sepertinya kau kedinginan... Pakai ini...” kata ChanYeol
sambil melepas syal-nya dan memakaikannya ke leher EunSoo.
“Oppa...” kata EunSoo kaget.
“Gwaencana... Yang penting kamu nggak kedinginan... A-Yo, aku antar kamu
pulang! Besok kan kamu mau pergi keluar kota, jadi malam ini kamu harus
istirahat dengan cukup...” kata ChanYeol sambil merangkul bahu EunSoo. EunSoo
hanya tersenyum dengan perlakuan namjachingu-nya ini.
Author PoV eNd
ChanYeol PoV
Sebulan ini aku jarang bertemu EunSoo, My
Lovely Girl. Aku sibuk dengan latihan basket dan tugas akhir kuliahku
karena sebentar lagi aku akan lulus dan diwisuda. Sedangkan EunSoo sibuk dengan
tugas-tugas dan praktek lapangannya itu. Berkomunikasi pun juga sudah jarang.
“ChanYeol~ah, waeyo? Dari tadi kulihat kau melamun terus. Mworago?” tanya Kris
sambil menepuk pundakku.
“Oh, hyung... Amogeotdo aniya, hyung...” kataku menghindar.
“Jeongmalyo?” tanya Kris tidak percaya. Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“Hyung...! Bukannya hyung pergi ke toko buku dengan EunSoo?” tanya Kai yang
tiba-tiba muncul.
“Aniyo, daritadi aku disini. Waeyo?” tanyaku bingung.
“Barusan aku lewatin toko buku. Sekilas aku lihat EunSoo dengan seorang
namja. Aku kira namja itu hyung...” kata Kai menjelaskan.
“Itu temannya EunSoo. Tadi EunSoo bilang dia ingin pergi dengan
temannya...” kataku memberitahu Kai.
“Ouwh...” kata Kai mengerti.
Malam pun tiba. Aku membuka handphoneku sambil berdiri di beranda kamarku.
Setelah menemukan kontak yang kucari, aku pun menekan tombol hijau dan
menghubungi nomor itu.
“Yeoboseyo, oppa~...” kata seorang yeoja diseberang sana.
“Yeoboseyo, jagiya~... Mwohaeyo?” tanyaku lembut.
“Lagi mikirin oppa... Hehehe... Aku baru selesai ngerjain salah satu
tugasku... Oppa?” katanya dengan merdu.
“Oppa juga lagi mikirin kamu... Bogosippeoyo...” kataku menggodanya.
“Na do bogosippeoyo, oppa...”
“Jagiya~, besok nonton latihan basket nggak?”
“Mianhaeyo, oppa... Aku mau ke toko buku. Ada buku yang ingin aku cari...”
“Bukannya tadi sore kamu ke toko buku?” tanyaku heran.
“Siapa yang bilang?” katanya kaget.
“Kata Kai. Dia bilang dia ngeliat kamu di toko buku sama seorang namja...”
“Ouwh... Memang tadi aku ke toko buku, tapi katanya buku yang ku cari baru
akan datang besok. Jadi besok aku mau ke toko buku lagi...”
“Baiklah... Kalau boleh tahu, siapa...”
“Oppa, mianhaeyo... Eomma menelponku... Chakkaman...” kata EunSoo sambil
menerima panggilan dari eomma-nya. EunSoo berbicara padaku lagi setelah selesai
menerima telepon.
“Tadi oppa mau bicara apa?” tanyanya.
“Ah, aniya... Cepatlah kamu tidur! Biar kamu nggak sakit... Annyeonghi
jumuseyo, jagiya~...”
“Ne, oppa... Annyeonghi jumuseyo~...” katanya sambil memutuskan panggilan.
Sudah seminggu ini, aku sering mendengar kalau EunSoo suka jalan dengan
namja yang sama. Dan namja itu bukan aku. Aku pernah melihat namja itu, tapi
aku hanya melihat punggungnya saja. Itu juga aku lihat dari foto yang diambil
oleh XiuMin, tiga hari yang lalu. Aku ingin menanyakan hal ini secara langsung
tapi aku jarang bertemu dengannya. YongHwa pun juga jarang bertemu EunSoo sejak
EunSoo jalan dengan namja itu. Kata YongHwa, EunSoo pernah pulang tengah malam.
Siapa namja itu? Dan kenapa EunSoo tidak pernah cerita kepadaku?
“HYUNG!!!!!!”
“Mwo?” kataku tersadar dari lamunanku.
“Aish... Daritadi aku teriak-teriak memanggil hyung... Hyung tidak dengar?”
kata Kai menahan emosi.
“Aniyo... Memangnya ada apa?” tanyaku santai.
PLETAK!!!
“Waeyo?” tanyaku pada LuHan yang tiba-tiba menyentil keningku dengan keras.
“Tadi Kai lagi ngejelasin strategi tim basket kita, tapi kamu malah melamun
kayak gitu... Bukannya tadi kamu yang minta Kai buat ngejelasin, huuh???” kata LuHan
yang emosi duluan.
“Mianhaeyo, Kai~yah... Aku lagi kepikiran sama EunSoo...” kataku dengan
lesu.
“Pasti tentang si namja misterius itu ya?” kata Kai menebak. Aku hanya
menganggukkan kepalaku, mengiyakan perkataan Kai.
“Belum tanya ke EunSoo???” tanya LuHan. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
Mereka berdua hanya menghela napas bersamaan.
I
need you and you want me, jiguran i byeoreseo~... Every, every, everyday naega
mandeun History~...
Handphoneku berdering menandakan ada panggilan masuk. Aku langsung menjawab
panggilan itu.
“Yeoboseyo, oppa~...” kata seorang yeoja diseberang sana.
“Yeoboseyo... Nuguseyo?” tanyaku karena nomor ini belum ada namanya.
“Nan EunSoo imnida, oppa~... Aku menelpon dari telepon umum dekat
kampus...”
“Jagiya~??”
“Handphone-ku rusak waktu aku duduk
di halte bus. Temanku mengagetkanku terus handphoneku terlempar ke jalan dan
kelindes bus yang tiba di depan halte...”
“Pantes aja nomormu nggak aktif...”
“Aku nggak tahu kapan akan beli handphone lagi. Tapi kalau oppa ingin
menemuiku, oppa datang saja ke apartment-ku. Soalnya minggu-minggu ini lagi
jarang ada tugas...”
“Baiklah, besok aku akan ke apartmentmu...” kataku dengan senang.
“Aku juga ikut ya...” kata Kai memohon.
“Ne, aku juga mau ikut...” kata LuHan memasang tampang yang sama kayak Kai.
“Ne, oppadeul boleh main juga kok...” kata EunSoo menjawab perkataan Kai
dan LuHan. “Gwaencanayo, oppa?” tanya EunSoo.
“Ne, gwaencana...” kataku lemas.
“Geurae... Annyeong, oppa~...” kata EunSoo mengakhiri panggilannya.
“Annyeong...”
ChanYeol PoV eNd
EunSoo PoV
Wah, apartment-ku ramai banget.! Ada ChanYeol dan kawan-kawannya. ChanYeol
dan Kai sedang bermain game. LuHan dan Kris sedang bermain catur(?). Sedangkan XiuMin
dan D.O sedang membantuku memasak di dapur. SuHo tidak datang kemari karena dia
belum pulang kuliah.
“Kamu tinggal sendirian disini?” tanya D.O.
“Ne... Waeyo, oppa?” tanyaku balik.
“Aniyo.. Aku hanya berfikir bagaimana yeoja sepertimu tinggal di apartment
yang luas seperti ini... Kau tidak kesepian?” kata D.O sambil mengaduk sup di
panci yang ada di atas kompor.
“Kadang-kadang...” jawabku asal.
“Aku bisa menemanimu setiap hari, eottae...?” tanya XiuMin dengan imutnya.
“Ne, aku juga bisa menemanimu setiap hari...” kata D.O yang tak kalah
imutnya. Hal ini membuatku tersipu.
“XiuMin hyung~... D.O~yah... Jangan macam-macam dengan yeojachingu-ku...!”
kata ChanYeol sedikit berteriak disela-sela saat tanding games dengan Kai.
“Fokuskan saja dirimu. Jangan sampai kalah dari Kai...” kata D.O sambil
menahan tawanya.
“Aku tidak macam-macam. Hanya semacam saja...” kata XiuMin yang ikut
menahan tawanya.
“Hei... Kalian! Jangan berisik!!!” kata Kris dan LuHan berbarengan.
“XiuMin oppa, D.O oppa, aku tinggal dulu, ya! Aku mau ke kamarku
sebentar...” kataku sambil berjalan meninggalkan dua manusia ini. Sebenarnya
aku pergi ke kamarku untuk menjawab panggilan di handphone yang bergetar terus
daritadi. Setelah menutup pintu kamarku, aku langsung menjawab panggilan itu.
“Yeoboseyo, Lay~ssi...” kataku sopan.
“Yeoboseyo, EunSoo~yah... Kenapa kamu belum datang? Jadi tidak?” tanyanya
khawatir.
“Sekarang ada banyak tamu di tempatku. Mungkin jam 4 mereka akan pulang
karena mau latihan basket. Aku akan ke tempatmu jam setengah lima...” kataku
menjelaskan.
“Baiklah aku akan menjemputmu jam 4.20...”
“Tidak usah repot-repot menjemputku...”
“Gwaencana... Ini untuk kebaikanmu...”
“Baiklah... Annyeong...”
“Annyeong...”
Setelah menutup telepon, aku langsung pergi kedapur lagi. Seperti
perkiraanku, ChanYeol dan kawan-kawanya pamit pulang jam 4 sore karena ingin
latihan basket.
“Jagiya~, aku pamit dulu ya! Jaga dirimu baik-baik!” kata ChanYeol sambil
mengelus kepalaku. Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“Jagiya~, kami pamit juga ya... Annyeong...” kata XiuMin, D.O, Kai, Kris
dan LuHan berbarengan.
“Siapa yang kalian maksud, hah?!” kata ChanYeol kesal. Aku hanya tertawa
kecil.
“Gwaencana, oppa...” kataku sambil tersenyum.
“Apanya yang tidak apa-apa?!” kata ChanYeol sambil mengerucutkan bibirnya.
“Don’t be angry! I’m yours~...” kataku sambil mencium pipi kanan ChanYeol
dengan cepat. ChanYeol langsung terkejut dan menoleh padaku.
“Yang sebelah kiri belum...” katanya manja.
“Ehem...!” kata XiuMin sambil menarik kerah belakang baju ChanYeol seperti
ingin mengangkat anak kucing.
“A-Yo, kita latihan!” kata LuHan semangat. Mereka pun berjalan pergi
meninggalkanku. Lima belas menit kemudian, aku meninggalkan apartmentku dan
berjalan menuju pinggir jalan depan apartment.
“EunSoo~yah!”
Aku merasa ada yang memanggilku tapi aku tidak melihat seorang pun di
sekelilingku. Mungkin hanya halusinasiku saja.
“EunSoo~yah!”
Aku pun menoleh kearah sumber suara tapi aku tidak melihat seorang di
sekelilingku. Nuguseyo? Kurasa tadi suara namja. Aku terlonjak kaget saat ada
seseorang menepuk pundak kananku dari belakang.
“Waeyo? Apa aku mengagetkanmu?” tanya seseorang itu dengan lembut. Aku
langsung membalikkan tubuhku dan mendapati sosok namja dibelakangku.
“Lay~ssi...” kataku sambil menepuk-nepuk dadaku karena kaget.
“Waeyo?” tanyanya bingung.
“Aniyo... Tadi ada seseorang yang memanggilku tapi aku tidak melihat
seorang pun disini...”
“Jinjjayo? Apakah tempat ini ada hantunya?” tanya Lay sambil melihat
sekeliling.
“Mollayo...”
“Geurae... A-Yo, kita pergi! Mobilku aku parkirkan di depan cafe itu...”
kata Lay sambil menunjuk Cafe berwarna hijau yang ada di depan jalan.
“Kenapa kamu memarkirkan mobilmu disana?”
“Aku ingin jalan berdua denganmu...” goda Lay.
“Mwo?!” kataku kaget.
“Lihatlah! Kita seperti pasangan kekasih, ya?” tanya Lay sambil merangkul
pundakku.
“Lay~ssi...” kataku menggembungkan pipiku sambil melepas rangkulannya Lay.
“Neomu aegyo~...” kata Lay sambil memegang kedua pipiku.
“Lay~ssi...” kataku kesal.
“Ne... ne... Kajja!” kata Lay sambil mengandeng tanganku. Aku merasa ada
yang mengawasiku. Keudae, nuguseyo?
EunSoo PoV end
TBC
>>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar