Jumat, April 20, 2012

TSoL : Seven Years of Love (Move On)

Every night in my dream... I see you... I feel you...

Setiap mendengar lagu itu, aku selalu teringat pada cowok itu. Cowok yang sudah membuat diriku menutup pintu hatiku untuk cowok lain. Cowok yang sudah membuat diriku merasa senang dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Cowok yang sudah mengenalkanku tentang rasa yang menyiksa batin yang disebut dengan cinta. Dan dia juga cowok yang sudah membuatku bimbang untuk pindah hati sampai saat ini.

Sekarang aku seorang mahasiswi tingkat 2 semester 4. Tujuh tahun aku terus
memikirkannya. Waktu yang tidak singkat untuk terus mempertahankan perasaan yang menyiksa seperti ini. Waktu aku bersekolah di SMPN 12 Depok-lah yang sudah mempertemukanku dengan dirimu. Dirimu yang membuatku mengetahui tentang manis-pahitnya cinta secara tidak langsung.

Kesan pertama aku melihatmu itu adalah biasa saja. Sama seperti cowok-cowok yang lainnya. Ketua kelas yang humoris dan selalu tersenyum ke semua orang. Tidak ada yang istimewa. Waktu kelas satu pun berlalu begitu saja. Kelas 2 SMP, kita berbeda kelas. Kita pun jarang bertemu, bahkan sebulan tidak bertemu denganmu saja bukan permasalahan untukku.

Nah, waktu di kelas 3 SMP, kita sekelas lagi. Entah kenapa pandanganku tentang dirimu yang waktu kelas 1 dengan dirimu yang sekarang sangat berbeda. Aku mulai memperhatikanmu. Saat dirimu bercanda dengan teman-temanmu, saat dirimu sedang melamun dan saat-saat yang lainnya. Memandangmu menjadi sesuatu hal yang mengasikkan untuk diriku sendiri. Saat itu aku tidak tahu tentang apa yang aku rasakan.

Aku mulai mencari tahu tentang dirimu. Tanggal lahirmu. No. Telepon dan no. Handphonemu. Bahkan sampai ke alamat rumahmu. Tapinya yang aku dapatkan hanya tanggal lahirmu saja. 4 Januari 1991, itulah tanggal lahirmu.

Aku sangat menyukai saat-saat waktu praktek sekolah. Waktu praktek Bahasa Sunda, aku dan teman-temanku disuruh praktek menyanyikan 2 lagu dari daerah Sunda. Lagu wajibnya Bubuy Bulan. Lagu pilihannya ada 3 dan 3 lagu itu sudah ditentukan oleh gurunya. Kami semua harus menunggu di luar kelas. Yang namanya dipanggil baru boleh masuk kedalam kelas. Akhirnya namaku pun dipanggil setelah beberapa temanku masuk. Setelah aku di tes, aku langsung duduk di tempat dudukku. Ternyata dirimu masuk juga kedalam kelas. Setelah di tes, dirimu berjalan menghampiriku dan duduk disebelahku. Kau ikut menyanyikan lagu yang barusan di tes bersamaku. Hal itu membuat jantungku berdebar. Apalagi ada beberapa mata yang memandang ke arah kami. Setelah semua selasai di tes, dirimu baru pindah ke tempat dudukmu semula. Diriku seakan bisa bernapas dengan bebas.

Lalu praktek kesenian. Kebetulan aku sekelompok denganmu. Prakteknya disuruh membawakan lagu pop yang masing-masing anggotanya menggunakan alat musik yang tidak semuanya sama. Latihannya diberi waktu seminggu. Kelompok kami membawakan lagu dari Ungu -  Tercipta Untukku. Aku menggunakan pianika dan dirimu menggunakan gitar. Ternyata dirimu cukup mahir memainkan gitar. Aku terpesona saat dirimu bermain gitar. Ekspresimu dan pandangan matamu membuat perasaanku nggak karuan. Aku jadi semakin suka padamu.

Hari praktek pun tiba. Setelah latihan sebentar di halaman sekolah, kami pindah tempat ke depan perpustakaan karena dekat dengan kelas. Disitu kami pun latihan lagi walaupun berakhir dengan candaan. Awalnya jarak antara aku dan dirimu itu sekitar satu meter. Tapi entah kenapa tiba-tiba jaraknya semakin dekat bahkan bahuku bersentuhan dengan bahumu. Ini hal yang membuatku heran tapi membuatku jadi suka senyum-senyum sendiri.

Terakhir praktek Bahasa Indonesia. Prakteknya adalah menampilkan drama dan diberi waktu sebulan. Sekelas dibagi menjadi tiga kelompok dan aku pun sekelompok lagi denganmu. Kelompok kami membawakan drama ‘Cinderella’. Waktu pembagian peran, aku menjadi ibu kandungnya Cinderella dan kau menjadi ayahnya Cinderella. Wah, aku senang banget! Tapi kesenanganku nggak berlangsung lama saat peranmu diubah menjadi seorang tabib. Peran ayahnya Cinderella diganti oleh Hafidz. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi tidak semangat. Latihannya di rumahnya Riska.

Hari pertama latihan aku tidak datang karena keperluan lain. Hari kedua pun aku langsung datang ke rumah Riska. Aku kaget ternyata Riska memelihara 4 anjing dirumahnya. Aku hanya tahu 2 anjing miliknya adalah anjing yang suka bantuin polisi waktu nyari teroris dan yang 2 lagi anjing rumahan. Waktu sampai depan gerbang rumahnya saja, aku sudah digonggongi oleh anjing-anjing itu. Tak lama, Riska pun membawaku masuk kerumahnya. Ternyata belum ada yang datang. Aku pun menunggu sambil bermain handphone. Karena bosan, aku berjalan keluar. Tiba-tiba aku malah dikepung dan digonggongi sama 3 anjingnya. Lalu ada suara tertawa dari luar rumah. Ternyata itu dirimu bersama ketiga temanmu. Ketiga temanmu menertawaiku tapi kau hanya tersenyum padaku. Ahh... malunya!

Hari pentas pun tiba. Aku mengenakan kostum ibu yang sedang sakit dan kau mengenakan kostum tabib. Aku hanya tersenyum melihat penampilanmu. Adeganku pun tiba. Aku tidur diatas meja yang dianggap sebagai tempat tidur dan mengenakan selimut. Peranku kan sebagai ibu kandungnya Cinderella yang bakalan meninggal. Cinderella pun menghampiriku dan mengecek keadaanku. Ternyata keadaanku semakin kritis dan Cinderella memanggil seorang tabib. Tabib pun mulai memeriksa keadaanku.

Ada sesuatu yang membuatku hampir tertawa saat itu. Yaitu saat dirimu yang seorang tabib memeriksa detak jantungku melalui pembuluh nadi di pergelangan tanganku. Aku merasakan tanganmu gemetaran saat memegang tanganku. Untung saja aku tiduran dan kau berdiri menutupi wajahku  jadi ekspresiku tidak terlihat kalau aku ingin tertawa. Wajahmu itu yang langsung tersipu membuatku salah tingkah. Senaangnya!

Setelah praktek, hari-hari berjalan seperti biasa. Tapi perasaanku semakin tidak biasa. Teringat saat sedang istirahat, aku ingin pergi ke toilet dan berpapasan denganmu di depan kelas. Kau berkata, “Filmmu diputar entar malem kan?”. Itu membuatku bingung. Kau bertanya, “Kamu Rose yang ada di film Titanic kan?”. Aku pun hanya tersenyum dan berkata, “Ya, kalau aku Rose-nya, kamu Jack-nya ya?”. Kau hanya tersenyum dengan perkataanku. Tiba-tiba temanmu memanggil dan kau pun menghampiri temanmu. Aku hanya bertanya-tanya tentang sikapmu barusan.

Cerita cinta tidak selalu berjalan dengan kisah-kisah yang menyenangkan. Aku juga pernah merasakan rasanya sakit hati. Waktu itu aku ingin pergi ke perpustakaan. Baru sampai didepan kelas,  kau masuk kedalam kelas setelah berpisah dengan seorang cewek. Aku pun basa-basi berkata, “Ciyee, pacarnya ya?”. Kamu menjawab ya dan langsung berjalan melewatiku tanpa menoleh. Aku langsung merasakan ada bagian dalam diriku yang terasa sakit dan sesak. Baru ku tahu bahwa aku sedang merasakan rasanya sakit hati untuk pertama kalinya.

Keesokkannya kau tersenyum padaku. Aku pun hanya membalas dengan senyum sekilas dan mengalihkan pandanganku. Dahulu senyummu yang seperti itu membuatku senang, tapi saat ini senyummu membuat dadaku terasa sakit dan sesak. Setiap pagi, sebelum sampai ke kelasku, aku harus melewati beberapa kelas dahulu. Kebetulan aku memang selalu melawati kelas 9-C. Saat aku lewat, ada seorang cowok yang menyapaku dengan senyum manisnya. Kau tahu siapa cowok itu? Dia adalah adik kembarmu! Dia yang malah sering menyapaku setiap pagi saat aku lewat depan kelasnya. Kenapa bukan dirimu?

Saat hari sabtu, siswa SMPN 12 Depok memang dijadwalkan pulang sekolah jam 10, setelah membersihkan kelas. Temanku, Tutik, menyerahkan selembaran padaku. Katanya aku harus menyerahkan kertas ini ke ketua kelas dan ketua kelasnya adalah kamu. Kebetulan kamu baru saja meninggalkan kelas dan menuju parkiran sepeda. Tutik menitipkan kertas itu padaku karena aku keluar gerbang sekolah melewati parkiran sepeda. Katanya sih sekalian. Tutik belum mau pulang karena mau pacaran dulu.

Akhirnya aku pun berjalan ke parkiran sepeda. Untung saja dirimu belum pulang. Aku langsung memanggilmu. Tapi yang menoleh adalah adik kembarmu dan dia yang berjalan menghampiriku. Dia bilang, “Eh Hani, ada apa?”. Aku pun menjawab, “Ini ada kertas selembaran. Katanya harus dikasih ke ketua kelas...”. Dia berkata, “Oh, sini. Biar aku yang ngasih. Kamu baru mau pulang ya?”. Aku hanya menganggukkan kepalaku dan pamit pulang. Kau tahu saat itu aku kesal. Kenapa yang menoleh dan menghampiriku itu adik kembarmu? Kenapa bukan kamu? Kenapa yang bersikap baik padaku malah dia? Kenapa bukan kamu??

Kenapa kau bilang padaku cewek yang waktu itu adalah pacarmu padahal bukan? Aku tahu hal ini karena ada temanku yang sekelas dengan cewek itu. Kenapa kau seperti itu? Sejak saat-saat itu, aku mulai menjaga jarak denganmu. Aku tidak ingin terlalu dekat dengamu. Aku tidak ingin dadaku semakin terasa sakit hanya karena kamu.

Tapi mungkin ini ketidak warasan dari rasa yang disebut cinta. Aku malah semakin menyukaimu. Aku ikut sedih saat nilai pelajaranmu buruk. Aku masih ikut tersenyum saat kau membuat candaan walaupun candaan itu bukan untukku. Aku pun masih memperhatikan tingkah lakumu. Ya ampun...

Rasaku ini hanya aku sendiri yang mengetahuinya. Aku tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun. Bahkan teman sebangkuku pun aku nggak pernah cerita tentang hal ini. Itu karena aku tidak bisa menceritakan hal ini. Kalau ditanya kenapa, aku pun akan menjawab tidak tahu.

2004-2012. Sudah tujuh tahun lamanya tapi aku masih juga berusaha untuk tidak memikirkanmu. Ya, kau tidak bisa aku lupakan karena kau adalah seseorang yang spesial dalam hidupku. Bodohnya aku yang selalu menunggumu. Setelah lulus SMP pun, aku sudah tidak tahu tentang keberadaanmu. Saat kelas 2 SMA, aku baru tahu kalau kau masuk di SMKN 1 Depok. Hal itu membuat aku kepikiran tentang dirimu lagi. Lalu saat aku kuliah semester 1, aku pulang naik bis. Saat ingin turun dari bis, aku turun lewat pintu belakang. Sekilas aku melihatmu duduk dekat pintu bis. Aku bingung, itu dirimu atau adik kembarmu. Hal itu juga yang membuat aku kepikiran tentang dirimu lagi. Kau membuatku tidak peka dengan perasaan seseorang yang sudah mencintaiku. Bakhan seseorang itu sudah bersama cewek lain.

Walaupun seperti itu, aku pernah punya pacar waktu kelas 1 SMA. Tapi aku memutuskan pacarku itu hanya karena aku masih memikirkanmu dan aku takut kalau kau tahu kalau aku sudah punya pacar. Gila banget kan? Siapa sih dirimu sampai-sampai kau buat aku seperti ini? Padahal kau tidak terlalu tampan, kau tidak terlalu pintar, kau tidak terlalu tinggi, tapi kenapa hanya dirimu yang membuat aku sampai seperti ini?

Lelah aku seperti ini. terus memikirkanmu. Mengharap suatu saat nanti aku akan bertemu kamu kembali dan menginginkanmu untuk selamanya. Aku lelah mengkhayal hal itu terus. Maafkan, aku kalau aku tidak bisa menunggumu lebih lama lagi! Aku juga punya kehidupan yang tidak harus isinya semua tentang kamu. Aku juga ingin merasakan cinta yang lain. Bukan hanya mengkhayal tentang kamu. Maafkan aku karena aku ingin move on.

Terima kasih untukmu karena dirimu, aku tahu tentang perasaan campur aduk yang disebut cinta. Thank you very much for my first love, AS! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar