< Part 1 < Part 2 < Part 3
Title : Four Seasons
Author : LuvDubu
Genre : Romance
Lenght : 4 of 4(end)
Cast :
> Choi Sang Ah
> Cha Shun Hwa
> Shin Hyo Bin
> All Member SHINee
Let’s read >>>>>
“Kamu
cemburu ya sama Minho? Tenang saja, kalau kamu ingin duduk berdua
denganku seperti ini lagi, kita bisa melakukannya setiap hari sampai kau
bosan...”
“Aniyo, Sang Ah... sepertinya ini yang terakhir buatku untuk bisa bersamamu...”
“Maksudmu?? Aku tidak mengerti...”
Tes... Tes...
Ada
tetesan darah yang mengenai tanganku. Aigo... kulihat hidungnya Taemin
mengeluarkan darah. Menyadari hal itu, Taemin langsung memalingkan
wajahnya dan menyeka hidungnya dengan saputangan. Darahnya tidak
berhenti menetes! Sampai seragamnya pun kena darah juga. Taemin.....
“Duh...
Gimana nih? Taemin bangun...” kataku sambil mengguncang-guncangkan
tubuh Taemin yang pingsan disampingku. Aku bingung harus melakukan apa.
Aku telpon Onew aja.
“Yoboseyo...”
“Onew ssi... Taemin
pingsan lagi di sekolah... di taman belakang sekolah... Cepat kau
kemari... Hidungnya Taemin ngeluarin darah terus... aku takut nih, Onew
ssi...” kataku gugup plus ketakutan.
“Ne... Gidaryeo juseyo... aku akan segera kesana...”
Onew langsung mematikan teleponnya.
Di rumah sakit.....
Aku
dan Onew sedang duduk di ruang tunggu ICU. Di ruang ICU, dokter dan
para perawat sedang berjuang mengobati Taemin. Waktu terasa lama sekali
saat kami menunggu. Kulihat wajahnya Onew yang sangat gelisah menanti
kabar tentang dongsaengnya.
“Harusnya tadi pagi, aku gak ngijinin dia buat masuk sekolah... Dasar Onew pabo!” kata Onew sambil memegang kepalanya.
“Onew ssi, jangan selalu menyalahkan dirimu. Kau tidak salah. Tadi Taemin terlihat sangat senang dan ceria”
“Tadi pagi, aku biarkan dia sekolah karena dia ingin bertemu denganmu. Dia ingin melihatmu”
Aku
kaget mendengar perkataan Onew. Belum sempat aku bertanya, seorang
dokter keluar dari ruang ICU dan menghampiri Onew. Kulihat para perawat
membawa Taemin ke ruang VIP.
“Sang Ah, tolong kau jaga Taemin
sebentar. Ada yang harus kubicarakan dengan dokter ini” kata Onew sambil
berjalan bersama dokter itu. Aku pun menyusul para perawat ke ruang
VIP.
“Ahjumma, boleh aku masuk melihatnya?” kataku pada salah seorang perawat.
“Ne,
tapi jangan berisik. Soalnya dia harus banyak istirahat” kata ahjumma
itu dan pergi bersama perawat2 yang lain. Aku duduk di kursi samping
tempat tidur. Kulihat wajahnya Taemin yang pucat. Tak ada senyuman yang
menghiasi wajahnya.
“Taemin-ah, sadarlah... Aku ingin melihat kau
tersenyum seperti biasanya...” kataku pelan sambil mengelus rambutnya.
Ku merasa ada seseorang yang berdiri di depan pintu. Tapi aku tidak
peduli. Sekarang aku hanya ingin disamping Taemin.
“Taemin-ah,
sadarlah... Aku kangen senyummu yang manis itu... Kenapa kau diam saja?
Taemin-ah, sadarlah...” kataku sambil meneteskan air mataku. Aku sadar
kalau aku menyukai Taemin. Aku gak tau sejak kapan. Mungkin saat dia
bilang kalau dia selalu memperhatikanku. Ku pegang tangannya yang lemah
dan ku kecup punggung tangannya. Ku berdoa supaya Taemin bangun dari
tidurnya dan dia tersenyum padaku.
4 jam kemudian...
Aku masih berada di samping Taemin. Taemin belum terbangun dari tidurnya. Kulihat Onew menghampiriku dan merangkul pundakku.
“Sang Ah, gomawoyo, kau sudah merawat Taemin...”
“Ne, cheonmaneyo, Onew ssi...”
“Kau belum makan kan? A-Yo, kita cari makan dulu di luar. Taemin tidak akan kenapa2 kok”
“Tapi... Baiklah, Onew ssi...”
Ku
langsung keluar ruangan bersama Onew. Ku berjalan menyusuri koridor
rumah sakit yang sepi. Hanya ada beberapa perawat yang berlalu lalang
melewati lorong ini. Tak berapa lama, kami sampai di rumah makan. Onew
langsung memesan dua porsi Bulgogi. Bulgogi adalah makanan dari potongan
daging sapi yang diramu dengan kecap, minyak wijen, bawang putih,
bawang bombay dan lada hitam. Bulgogi juga disebut dengan daging api.
Tanpa menunggu lama pelayan membawakan dua porsi bulgogi.
“Makanlah, Sang Ah... Biar kamu tenaga kamu nambah lagi. Kamu pasti lelah kan menunggu Taemin selama itu”
“Aniyo,
Onew ssi... Aku tidak lelah. Aku sangat senang bisa berada di samping
Taemin” kataku sambil memakan potongan daging sapi yang lezat.
Setelah makan, kami kembali kerumah sakit. Kulihat Taemin masih belum sadar. Ku hanya duduk di kursi pojok ruangan bersama Onew.
“Sang Ah, apa kau menyukai dongsaengku, Taemin?” tanya Onew sambil mendengarkan musik.
“Ne, Onew ssi. Aku sangat menyukainya. Entah sejak kapan” kataku sambil memandang Taemin.
“Andai
saja Taemin mendengar perkataanmu ini, dia pasti akan sangat senang
sekali. Karena dia juga menyukaimu. Banyak sekali fotomu dikamarnya.
Saat kubilang padanya kalau kau pernah menginap dirumahku, dia menyesal
karena dia tidak ada di rumah”
“Benarkah? Memang fotoku ada berapa di kamarnya?”
“Dia punya 4 album foto. Semuanya isinya fotomu. Dia sangat pemalu, jadi dia hanya bisa memandangimu dari jauh”
Sampai
begitukah Taemin menyukaiku? Kenapa aku tidak sadar dari dulu kalau dia
selalu memperhatikanku? Kenapa aku baru tahu sekarang?
“Hyung... hyung... kau dimana?” kata Taemin sambil membuka matanya perlahan. Onew langsung menghampiri Taemin.
“Hyung ada disini, Taemin... Hyung akan selalu disampingmu”
“Hyung,
apakah Sang Ah juga ada disini?” kata Taemin pelan. Onew menolehkan
kepalanya kearahku. Aku pun berjalan menghampiri Taemin.
“Ada apa, Taemin-ah?” kataku memandang senyumnya yang manis.
“Ternyata
kau masih disini, Sang Ah... Gomawoyo, Sang Ah, kau sudah menjagaku,
kau selalu disampingku dan kau juga menghiburku... Gomawoyo” kata Taemin
sambil tersenyum. Melihat senyumnya membuat aku menangis.
“Sang
Ah, jangan menangis! Aku ingin melihat kau tersenyum. Karena saat kau
tersenyum, kau terlihat manis” kata Taemin sambil mengusap kepalaku
dengan lembut.
“Sang Ah, saranghaeyo... Jeongmal saranghaeyo...”
bisik Taemin di telingaku. Ku mencoba tersenyum walaupun air mataku
masih menetes.
“Taemin-ah, saranghaeyo...” kataku sambil mengecup punggung tangan Taemin.
“Hyung...
saat aku sudah tidak bisa bertahan melawan penyakit ini lagi, apakah
hyung bisa menggantikanku untuk menjaga dan melindungi Sang Ah?” kata
Taemin serius.
“Taemin...” kata Onew sambil meneteskan air matanya.
“Sang
Ah, Mianhaeyo... Aku tidak bisa menjagamu dan melindungimu. Aku minta
kamu bisa menyayangi Onew hyung seperti kamu menyayangiku” kata Taemin
dengan suara yang melemah.
“Taemin-ah, kenapa kau bicara seperti itu?” kataku sambil menyeka air mataku.
Keesokkan harinya.....
Setelah
upacara pemakaman usai, satu persatu orang yang datang menghadiri
upacara pemakaman mulai pergi. Kedua orangtua Onew masih menangisi
kepergian anak bungsunya, Taemin. Barusan Minho dan Hyo Bin juga datang
tapi mereka sudah pulang duluan. Kulihat Onew menghampiriku setelah
teman2nya pergi.
“Sang Ah, kau sudah tidak menangis lagi?”
“Aniyo,
Onew ssi... Kan kita udah janji sama Taemin-ah, kalau kita gak boleh
menangisinya supaya dia tenang disana...” kataku sambil melihat langit
sore yang cerah.
“Pasti Taemin sudah tenang disana... Dia dongsaeng yang baik dan selalu tersenyum sama sepertiku...”
“Ne... dia pasti tenang disana. Aku beruntung bisa mengenalnya walaupun hanya sebentar...”
“Sang Ah, mungkin ini terlalu cepat tapi... apakah aku bisa menggantikan posisi Taemin dihatimu?” kata Onew menatapku serius.
Musim panas (yeoreum), di lapangan basket.....
Riuh
sorak2 penonton sangat membahana di lapangan basket SMA Shinhwa. Hari
ini ada pertandingan persahabatan antara SMA SHINee dan SMA Shinhwa.
Para pemain basket mulai memperlihatkan permainan terbaik mereka. SMA
SHINee dengan SMA Shinhwa memang selalu mengadakan pertandingan
persahabatan seperti ini setiap tahun.
Aku dan Hyo Bin saling
bersorak-sorak memberi semangat kepada SMA SHINee. Begitu juga teman2
yang satu sekolah dengan kami. Ada yang bawa spanduk, bendera dengan
lambang sekolah dan ada yang meniup terompet (?).
Sebenarnya aku
malas datang ke SMA Shinhwa. Soalnya Key, mantan pacarku, bersekolah
disini dan dia adalah kapten basket SMA Shinhwa. Tapi karena aku ingin
mendukung sahabatku, Minho, dan Hyo Bin menyuruhku ikut karena dia ingin
aku menemaninya, jadinya aku bisa ada disini sekarang.
Sorak penonton semakin meriah saat SMA SHINee berhasil mengalahkan SMA Shinhwa. Sungguh pertandingan yang seru!
“Oppa, kau benar2 hebat. Apalagi saat kau melakukan three point, itu sungguh keren!” kata Hyo Bin menggenggam tangan Minho.
“Gomawoyo, jagiya” kata Minho sambil mengecup kening Hyo Bin.
Minho dan Hyo Bin sudah jadian saat awal musim panas.
~Flashback~
Awal musim panas, di pantai.....
“Sang
Ah, saranghaeyo... Jeongmal saranghaeyo” kata Minho sambil memegang
kedua tanganku. Aku tidak percaya kalau Minho akan menyatakan cintanya
kepadaku. Padahal ada Hyo Bin di sampingku. Memang selama ini Minho
selalu baik kepadaku, tapi aku hanya menganggapnya sebagai oppaku saja
sama seperti Jonghyun oppa. Lagipula aku sudah punya namjachingu.
“Mianhaeyo,
Minho... Aku hanya menganggapmu sebagai oppaku saja. Lagipula aku sudah
punya namjachingu” kataku sambil melepaskan genggaman Minho. Kulihat
Hyo Bin yang sedang menahan air matanya.
“Nuguseyo?” tanya Minho penasaran.
“Onew oppa...”
“Kenapa
kau bisa menjadi yeojachingu-nya? Padahal kau baru kenal dengannya.
Kenapa bukan aku yang jadi namjachingu-mu. Aku sudah bersamamu sejak
kita masih kecil”
“Mianhaeyo, Minho. Aku tidak bisa menyukaimu
karena sudah ada yeoja yang menyukaimu lebih dulu. Dia selalu
menunggumu. Dia selalu tersipu malu jika berada di dekatmu”
“Nuguseyo?
Hyo Bin?” kata Minho sambil menengok kearah Hyo Bin. Aku hanya
menganggukan kepalaku. Hyo Bin langsung menoleh kearahku.
~Flashback end~
“Jagiya, A-Yo, kita jalan2...” kata Onew sambil menggenggam tanganku.
“Bye, Hyo Bin... Bye, Minho...” kataku mengikuti Onew dari belakang.
Aku
berpacaran dengan Onew sehari setelah hari pemakaman Taemin. Awalnya
aku masih ragu untuk menyukai Onew, tapi lama kelamaan aku mulai
menyukai Onew. Onew selalu perhatian, penyayang dan selalu melindungiku.
Hari
ini kami jalan2 ke taman bermain. Kami naik semua jenis permainan yang
ada di taman bermain. Dari permainan yang biasa saja sampai permainan
yang memacu adrenalin. Setelah lelah bermain, kami istirahat di bawah
pohon yang rindang.
“Sang Ah, aku beli minum dulu ya. Kau tunggu disini dulu... Jangan kemana-mana, ok?”
“O-Key, oppa!”
Onew
langsung berjalan menuju stand minuman dan membeli dua botol minuman.
Kulihat ada seorang yeoja yang menghampiri Onew. Aku tidak bisa melihat
yeoja itu dengan jelas karena yeoja itu berdiri membelakangiku. Onew
terlihat risih saat yeoja itu mulai menggandeng tangan Onew.
Aku
pun langsung berjalan menghampiri Onew. Aigo... yeoja itu adalah Cha
Shun Hwa, yeojachingunya Key. Untuk apa dia menggangu Onew? Apa dia
ingin menggoda Onew?
“Eh, ada dia. Ngapain kamu disini?” kata Shun Hwa sinis memandangku.
“Aku jalan2 bersama dia” kataku sambil menunjuk Onew. “Kamu ngapain disini?” kataku bingung.
“Onew,
jadi sekarang ini yeojachingumu? Setelah kau putus denganku, tipe
yeojamu jadi turun drastis ya... Kau jadi suka sama gadis yang so flat
kayak dia” katanya sambil menarik-narik kengan baju Onew. Ini yeoja,
omongannya gak disaring dulu apa? Huh... yeoja menyebalkan! Eh... tunggu
dulu... jadi yeoja ini mantan pacarnya Onew?
“Shun Hwa, jaga
omonganmu! Dia memang polos, tapi dia tidak seburuk kau. Kau selalu
berkata tajam dan tidak memikirkan perasaan orang lain” kata Onew sambil
menepis tangan Shun Hwa.
“Onew oppa, aku ingin kembali padamu.
Aku menyesal sudah memutuskanmu. Aku ingin menjadi yeojachingumu lagi”
kata Shun Hwa sambil memeluk Onew dari belakang. Aku tidak percaya dia
berani melakukan hal itu. Onew langsung melepaskan pelukan Shun Hwa dan
membawaku pergi meninggalkan taman bermain.
Dihalaman rumahku.....
“Mianhaeyo, Sang Ah, atas kejadian tadi... Jalan2 kita jadi berantakan deh...” kata Onew sambil menundukkan kepalanya.
“Ne, gwaencana, oppa... Aku senang bisa bersamamu hari ini...” kataku sambil meminum minuman yang tadi dibeli di taman bermain.
“Kau memang yeoja yang baik...” kata Onew sambil mengelus rambutku dan memelukku dengan erat.
“Waeyo, oppa?” kataku bingung.
“Sang Ah, mianhaeyo aku harus meninggalkanmu...”
“Maksud, oppa?”
“Aku
harus melanjutkan studi di Perancis selama setahun. Aku akan berangkat
akhir musim gugur (Ga-eul). Mianhaeyo... Mungkin aku akan pulang
menemuimu saat musim semi tahun depannya lagi”
“Ne, gwaencana, oppa! Aku akan menunggumu...”
“Waeyo, Sang Ah? Kenapa kau tidak mencegah ku atau melarangku?” tanya Onew heran.
“Aku
tidak mau egois, oppa! Aku ingin oppa melanjutkan studi oppa dulu.
Bukankah oppa suka dengan dunia Broadcasting?” kataku meyakinkan Onew.
“Ne, jagiya. Kau memang yeoja yang baik. Beruntung aku punya yeoja sepertimu...” kata Onew oppa mengecup keningku.
Musim gugur, di airport.....
Aku, Hyo Bin dan Minho menuju airport untuk mengucapkan salam perpisahan dengan Onew.
“Oppa...!” kataku sambil memeluk Onew ketika aku sampai di airport.
“Jagiya... Jaga dirimu baik2 ya! Jangan selingkuh ya...” kata Onew sambil mengecup keningku.
“Harusnya aku yang bilang seperti itu...” kataku sambil cemberut. Onew langsung mencium bibirku dengan lembut.
“Bye, Sang Ah!” kata Onew sambil memelukku dengan erat.
“Bye, oppa...!” kataku sambil meneteskan air mataku. Onew langsung menyeka air mataku.
“Bukankah kita sudah janji, setiap ada perpisahan, kita tidak boleh menangis, ya kan?” kata Onew sambil tersenyum manis.
“Ne, oppa!” kataku membalas senyumnya.
Setahun kemudian...
Musim dingin (Gyeo-ul), dikamarku.....
Aku sedang asik menulis buku diaryku. Dengan pulpen tinta biru, aku mulai mengisi diaryku yang hampir penuh.
Hi, my note...
Sudah
setahun, sejak oppa pergi ke Perancis... Aku tidak sabar bertemu
dengannya musim semi nanti... Musim semi adalah musim yang mempertemukan
aku dengannya... Berarti musim semi nanti adalah musim semi yang kedua
kalinya mempertemukan kami...
P.S.: Jeongmal pogosippoyo, oppa... Jeongmal saranghaeyo...
Musim semi (Bom), di kamarku.....
I'll wait for you (until the end)
(Giuk halgeh) Sagyehjuleh soomu itneun nee moseub
Noonmool gamabomyun nun uneusae gyuteh issuh
SHINee
– Four Seasons. Lagu ini selalu kuputar saat aku rindu padamu. Onew
oppa, apa kabarmu disana baik-baik saja? Sudah 4 musim berlalu sejak kau
berpamitan denganku untuk melanjutkan study Broadcasting di Perancis.
Oppa, disini sudah musim semi. Dimana musim ini mempertemukan kita
berdua.
“Sang Ah... Ada yang mencarimu...” kata eomma sambil mengetuk pintu kamarku.
“Nuguseyo?”
“Molla... Eomma tidak kenal... Sudah temui sana...” kata eomma melangkah pergi.
“Duh... siapa sih? Ganggu tidur siangku saja...”
Ku
berjalan dengan langkah malas sambil menuruni tangga rumahku. Aku
melihat seorang namja yang berdiri dengan senyumnya yang manis. Namja
murah senyum.
“Oppa...” kataku speechless. Setahun tidak ketemu, dia jadi tambah tampan, keren dan... masih murah senyum.
“Sang
Ah...” kata Onew heran melihatku. Terang saja dia heran, aku masih
memakai baju tidur, rambut masih acak2an dan masih pake sandal
beruangku.
“Aigo... eomma berbohong padaku! Mianhaeyo, oppa! Aku
ganti baju dulu” kataku sambil masuk kedalam rumah. Tapi langkahku
terhenti saat Onew menggenggam tanganku dan langsung memelukku.
“Aku
pulang, Sang Ah... Saranghaeyo... Jeongmal saranghaeyo yeongwonhi...”
katanya sambil memelukku erat. Onew langsung mencium bibirku dengan
lembut.
“Selamat datang, oppa! Jeongmal saranghaeyo yeongweonhi...”
_*_*The End*_*_
cr: Hanifidiani's Facebook notes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar